Bantuan Keuangan Eropa ke Ukraina; Meniup Api Perang
(last modified Tue, 31 Dec 2024 03:23:08 GMT )
Des 31, 2024 10:23 Asia/Jakarta
  • Uni Eropa dan Ukraina
    Uni Eropa dan Ukraina

Menteri Pertahanan Ukraina mengumumkan bahwa negaranya telah menerima lebih dari 150 juta euro ($156 juta) dari Denmark, Prancis dan Lithuania untuk memperkuat industri militernya.

Rustem Umerov, Menteri Pertahanan Ukraina mengatakan, Bantuan ini akan digunakan secara khusus untuk produksi rudal, drone Deep Strike, dan sistem artileri.

Sementara negara-negara Eropa terus memberikan bantuan kepada Ukraina untuk mendukung Kiev dalam perang Rusia, situasi perang antara Rusia dan Ukraina tetap menguntungkan Rusia.

Laporan menunjukkan bahwa Rusia telah membuat kemajuan signifikan di wilayah Donetsk dan merebut beberapa kota di wilayah timur ini.

Selain itu, menurut laporan lapangan, Ukraina telah kehilangan lebih dari 40% dari 984 kilometer persegi tanah yang mereka rebut di Kursk pada bulan Agustus, yang dianggap sebagai kekalahan besar bagi Ukraina.

Di sisi lain, prospek perang di Ukraina menjadi lebih tidak pasti dari sebelumnya.

Donald Trump, presiden terpilih Amerika Serikat akan secara resmi memulai tugasnya dalam waktu kurang dari sebulan, dan isu untuk mengakhiri perang ini adalah salah satu janji pemilunya

Trump juga telah berulang kali mengumumkan bahwa dia tidak akan melanjutkan bantuan AS ke Ukraina, yang telah mengkhawatirkan negara-negara Eropa dan Ukraina.

Oleh karena itu, pemerintahan Joe Biden telah mempertimbangkan paket dukungan baru, termasuk paket bantuan militer senilai 1,25 miliar dolar untuk Ukraina pada minggu-minggu kerja terakhirnya.

Paket dukungan ini mencakup berbagai macam amunisi, termasuk untuk Sistem Rudal Permukaan-ke-Udara tingkat lanjut dan Sistem Pertahanan Udara Hawk, serta rudal Stinger serta peluru artileri 155mm dan 105mm.

Negara-negara Eropa masih berusaha melanjutkan dukungannya terhadap Ukraina. Faktanya, negara-negara Eropa kini menghadapi tantangan serius dalam konteks perang di Ukraina.

Terlepas dari pendekatan Trump dan ketakutan Eropa akan penghentian bantuan Washington, negara-negara ini sendiri menghadapi masalah ekonomi yang semakin buruk dan kekurangan dana.

Di sisi lain, situasi politik di beberapa negara Eropa, termasuk Jerman dan Prancis, tidak stabil, dan partai-partai sayap kanan ekstrem yang menentang perang dengan Rusia mendapatkan posisi yang lebih baik, sehingga mengganggu integritas pengambilan keputusan terkait perang di Ukraina.

Dalam konteks ini, kita bisa menyebut kemenangan Calin Georgescu, seorang politisi sayap kanan Rumania yang menyukai hubungan dengan Rusia, pada putaran pertama pemilihan umum presiden Rumania.

Terkait hal tersebut, beberapa negara Eropa lainnya seperti Hongaria dan Slovakia juga meyakini akan meninjau kembali dukungan mereka terhadap Ukraina dalam perang dengan Rusia.

Dalam situasi ini, Eropa terus membantu Ukraina meski tampaknya Ukraina terjebak dalam pusaran yang harus dicari jalan keluarnya.

Karena negara-negara Eropa kini berada dalam situasi di mana penangguhan dukungan mereka terhadap Ukraina berarti kekalahan melawan Rusia, dan kelanjutan proses ini akan menimbulkan kerugian ekonomi dan politik bagi mereka akibat penangguhan bantuan dari pemerintahan Washington di masa depan. .(sl)