Iran Aktualita, 20 Februari 2021
Feb 20, 2021 13:42 Asia/Jakarta
Sejumlah peristiwa penting yang terjadi di Iran dalam sepekan terakhir di antaranya adalah pidato virtual Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar di hadapan warga Tabriz.
Pidato Rahbar di Hadapan Warga Tabriz
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, atau Rahbar, Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Rabu (17/2/2021) dalam pidato memperingati kebangkitan bersejarah rakyat Tabriz, Provinsi Azerbaijan Timur, 29 Bahman 1356 Hijriah Syamsiah (18 Februari 1978) menjelaskan sejumlah capaian besar Republik Islam Iran.
Dalam pertemuan virtual dengan warga Tabriz ini, Ayatullah Khamenei memperingatkan berlanjutnya permusuhan kubu imperialis karena penentangan rakyat Iran atas nilai-nilai yang dipakai dalam sistem imperialisme global.
Rahbar mengatakan, konspirasi dan permusuhan mereka ditunjukkan dengan berbagai dalih seperti isu hak asasi manusia, syariat Islam, nuklir, rudal, masalah regional dan masalah lainnya, namun kita harus sadar bahwa semua ini hanya dalih.
Ayatullah Khamenei menambahkan, bangsa Iran membutuhkan dua hal untuk menang dalam menghadapi serangan-serangan musuh, pertama, penguatan unsur-unsur identitas, dan kedua, peningkatan kekuatan internal.
Pidato Rahbar kali ini berisi sejumlah poin berharga dan sangat penting. Salah satunya yang paling ditekankan adalah mengingat kembali tentang upaya mengenal musuh dan substansi langkah permusuhan mereka yang dilakukan dalam berbagai bentuk dan kerangka, mulai dari militer, politik, keamanan, ekonomi, bahkan perang lunak dengan maksud untuk melemahkan nilai-nilai revolusi, dan menciptakan keraguan serta kebimbangan dalam melanjutkan jalan revolusi.
Dari sudut pandang ini, pidato Ayatullah Khamenei memiliki dua dimensi strategis yang sangat urgen, pertama, pentingnya melakukan perlawanan di hadapan tekanan dan kesulitan saat bergerak ke arah kemajuan untuk membangun masa depan gemilang.
Kedua, penekanan untuk menjaga unsur-unsur serta konsep kekuatan nyata bangsa dan nilai-nilai revolusi.
Ayatullah Khamenei menjelaskan, demokrasi relijius dan kedaulatan atas nasib bangsa merupakan salah satu capaian revolusi, dan pemilu merupakan kesempatan yang sangat besar untuk negara Iran.
"Para penentang Republik Islam Iran tidak ingin negara ini mampu memanfaatan kesempatan dan kapasitas penting bagi kemajuan, namun partisipasi maksimal dan revolusioner rakyat dalam pemilu akan menciptakan keamanan bagi negara, menekan balik musuh, dan mengurangi ketamakan mereka, oleh karena itu jangan biarkan kesempatan ini hilang," paparnya.
Rahbar dalam pidatonya juga menyinggung kesepakatan nuklir JCPOA dan menjelaskan kebijakan-kebijakan negara Iran.
"Terkait JCPOA banyak statemen dan janji yang disampaikan, kami banyak mendengar kata-kata dan janji baik yang dalam kenyataannya dilanggar dan langkah-langkah berlawanan diambil terhadapnya, maka dari itu kata-kata dan janji tidak ada gunanya, kali ini hanya aksi nyata yang penting," ujarnya.
Ayatullah Khamenei menegaskan, jika kami menyaksikan aksi nyata pihak lawan, maka kami pun akan melakukan hal yang sama, dan kali ini Republik Islam Iran tidak akan puas hanya dengan kata-kata dan janji.
Di bagian lain pidatonya, Ayatullah Khamenei menyinggung pemilu presiden yang akan datang, yang disebutnya sebagai kesempatan emas nasional, dengan mengungkapkan, "Tentu saja, pihak penentang Republik Islam tidak ingin negara ini menggunakan kesempatan dan kapasitas pentingnya demi kemajuan bangsa dan negara, juga pengusiran musuh serta pengurangan keserakahan mereka. Jadi kesempatan ini tidak boleh dilewatkan,".
Rahbar menegaskan tujuan musuh membuat klaim repetitif tentang pemilu untuk mematahkan semangat rakyat Iran.
"Terlepas dari klaim ini, pemilu bagi negara sebuah potensi dan cadangan penting yang harus digunakan dengan baik dengan partisipasi rakyat. Oleh karena itu, partisipasi aktif rakyat sebagai sebuah kekuatan yang efisien, disertai dengan keimanan, motivasi, minat dan kerja keras sebagai cahaya dan jaminan masa depan nasional," pungkasnya.
Pembicaraan Presiden Iran dan Presiden Dewan Eropa
Presiden Republik Islam Iran menyinggung peran Dewan Eropa dalam menentukan visi politik dalam lingkup makro mengatakan,"Uni Eropa sebagai salah satu pemain penting di kancah global harus memainkan peran yang tepat dalam melawan unilateralisme Amerika Serikat."
Hassan Rouhani Kamis (18/2/2021) sore dalam kontak telepon dengan Presiden Dewan Eropa, Charles Mitchel menyebut kesepakatan nuklir JCPOA sebagai prestasi penting bagi diplomasi multilateral dan menekakan bahwa kita tidak boleh membiarkan prestasi besar ini musnah.
"Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa sebagai koordinator JCPOA dapat berperan dalam merancang langkah-langkah tersebut," ungkap Presiden Iran.
Lebih lanjut Rouhani menekankan urgensitas melawan fenomena buruk terorisme dan radikalisme sebagai dua masalah penting regional dan internasional.
Ia menambahkan, dengan memperhatikan transformasi terbaru di tingkat internasional dan terbukanya kondisi baru bagi perluasan kerja sama antar negara, maka kita harus berusaha mengembalikan level hubungan Iran dan Uni Eropa ke posisi semula."
Rouhani juga mengungkapkan kekhawatirannya atas kemunculan kembali kelompok teroris Daesh (ISIS) di kawasan setelah gugurnya Syahid Qasem Soleimani.
Presiden Iran menilai bahwa kehadiran pasukan asing di kawasan meningkatkan ketegangan dan ia menekankan negara-negara kawasan harus menjamin keamanan, perdamaian dan stabilitas.
Sementara itu, Charles Mitchel pada kesempatan ini menekankan sikap Eropa dalam mendukung JCPOA setelah keluarnya AS secara sepihak dari kesepakatan ini. Ia juga menegaskan pentingnya upaya menjaga JCPOA sebagai sebuah kesepakatan internasional dan implementasi penuh JCPOA oleh semua pihak.
"Mengingat kondisi baru di tingkat global dan pergantian pemerintahan di Amerika Serikat, kita harus berusaha memanfaatkan peluang yang ada untuk menjaga dan melaksanakan penuh JCPOA oleh semua pihak, di sini Uni Eropa akan memainkan perannya," tambah Mitchel.
Ketua Dewan Eropa juga menyinggung kendala yang dialami Iran akibat sanksi ekonomi Amerika dan menegaskan, Republik Islam Iran harus menikmati hasil JCPOA di bidang ekonomi.
Manuver Gabungan AL Iran-Rusia di Samudra Hindia
Angkatan Laut (AL) Republik Islam Iran dan Rusia menggelar manuver militer bersama di utara Samudra Hindia.
Tahap pertama latihan militer gabungan sabuk keamanan maritim Iran dan Rusia tahun 2021 diawali dengan penembakan ke dua target di permukaan laut.
Armada AL Iran dan Rusia, Selasa (16/2/2021) bergerak ke arah utara Samudra Hindia dan memulai tahap pertama manuver militer maritim bersama mereka.
Pada tahap pertama latihan militer ini, armada AL Iran dan Rusia yang dipimpin kapal perusak Iran, Jamaran, menembak target di permukaan laut dengan berbagai jenis senjata.
Tahap berikutnya latihan gabungan Iran dan Rusia, meliputi operasi latihan foto atau PHOTOEX, dan antisipasi serangan di kawasan.
Seluruh tahap latihan militer ini didukung oleh armada udara yang terdiri dari helikopter-helikopter AL Iran.
Manuver militer AL Iran dan Rusia bertema "Kerjasama Kolektif untuk Keamanan Perdagangan Maritim" ini digelar di area seluas 17.000 kilometer, dan membawa pesan perdamaian serta persahabatan.(HS)