Stasiun televisi Amerika Serikat, mengabarkan, Mahkamah Pidana Internasional, ICC, akan merilis surat penangkapan Perdana Menteri Rezim Zionis, karena kejahatan perang.
Wakil Ketua Biro Politik Hamas mengumumkan bahwa semua rencana dan solusi yang diusulkan untuk melakukan gencatan senjata di Gaza dan pertukaran tahanan telah gagal dan tetap tidak meyakinkan karena adanya penentangan dari perdana menteri rezim Zionis.
Sejumlah pengacara Belanda mengajukan permintaan ke Pengadilan Kejahatan Internasional di Den Haag, yang isinya menuntut dikeluarkannya surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan pejabat Israel lainnya.
Sejumlah warga Israel berdemonstrasi menentang Perdana Menteri dan Kabinet rezim Zionis di berbagai Wilayah Pendudukan.
Berlanjutnya protes jalanan di Wilayah Pendudukan, perbedaan pendapat antara pihak oposisi dan kabinet rezim Zionis, serta meningkatnya kemungkinan Mahkamah Internasional mengeluarkan perintah untuk menangkap Benjamin Netanyahu telah menyebabkan krisis politik di Tel Aviv semakin membara.
Anggota Kabinet Perang Rezim Zionis, mengancam akan menumbangkan pemerintahan Israel, saat ini, dan mengatakan, pembebasan tawanan Israel, dari tangan perlawanan Palestina, jauh lebih penting dari serangan ke Rafah.
Ribuan pemukim Zionis berkumpul di depan gedung Kementerian Perang Israel di Tel Aviv, dan menuntut diadakannya pemilihan umum dini di wilayah pendudukan dan pencopotan kabinet Benjamin Netanyahu.
Media Lebanon, mengabarkan, Perdana Menteri Israel, meminta Presiden Prancis, untuk menerapkan kembali programnya guna menenangkan perbatasan selatan Lebanon, dan menjauhkan pasukan Hizbullah.
Kabinet rezim Zionis mengadakan pertemuan darurat untuk mengkaji kemungkinan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan pejabat Israel lainnya akibat genosida di Gaza.
Perdana Menteri Inggris, dalam kontak telepon dengan sejawatnya dari Rezim Zionis menegaskan bahwa ketegangan dengan Iran, tidak akan menguntungkan siapa pun.