Mengapa Gencatan Senjata di Gaza Masih Rapuh?
-
Musa Abu Marzouk, anggota Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas)
Pars Today - Franz Luef, Koordinator Darurat Organisasi Internasional Dokter Lintas Batas menekankan bahwa gencatan senjata di Gaza sangat rapuh.
Franz Luef, Koordinator Darurat Organisasi Internasional Dokter Lintas Batas mengatakan, "Gencatan senjata di Gaza sangat rapuh, karena penderitaan penduduk di wilayah ini terus berlanjut dan sejumlah besar warga Palestina telah kehilangan nyawa akibat pelanggaran berulang kali terhadap perjanjian ini oleh rezim Israel."
Koordinator Darurat Organisasi Internasional Dokter Lintas Batas menambahkan, "Bantuan kemanusiaan memasuki Gaza secara terbatas dan proses ini berada di ambang penghentian total, dan tidak ada unit kesehatan dan medis di wilayah ini yang dapat menyediakan layanan sepenuhnya."
Musa Abu Marzouk, anggota Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas), juga mengatakan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sedang mencari alasan untuk menghancurkan perjanjian gencatan senjata, dan bahwa berita yang beredar tentang Hamas yang menangguhkan perjanjian gencatan senjata dan kembali berperang di Gaza adalah sebuah kebohongan.
Abu Marzouk menambahkan bahwa rezim pendudukan berupaya menggagalkan gencatan senjata, menghalangi implementasi resolusi Dewan Keamanan PBB, dan menghindari implementasi fase kedua perjanjian tersebut.
Serangan rezim Israel terus berlanjut meskipun gencatan senjata telah diumumkan di Gaza. Rezim Zionis Israel melancarkan perang di Gaza pada 7 Oktober 2023, dengan dua tujuan utama: menghancurkan gerakan Hamas dan memulangkan tahanan Zionis dari wilayah tersebut, tetapi gagal mencapai tujuan itu dan terpaksa mencapai kesepakatan dengan gerakan Hamas untuk menukar tahanan Zionis.
Serangan dan aksi militer rezim Israel terus berlanjut, yang mengakibatkan banyak warga Palestina gugur, sementara dukungan politik dan militer Amerika Serikat terhadap rezim Zionis telah membuka jalan bagi rezim Zionis untuk terus menciptakan krisis dan mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB.
Salah satu syarat utama gencatan senjata adalah mengakhiri pengepungan dan memfasilitasi masuknya bantuan kemanusiaan. Namun, komitmen ini belum sepenuhnya terlaksana, dan rakyat Gaza terus menghadapi kekurangan pangan, obat-obatan, dan layanan medis yang parah.
Pernyataan pejabat Palestina menunjukkan bahwa kabinet Netanyahu berusaha menciptakan dalih untuk menghancurkan perjanjian dan menghindari implementasi tahap kedua. Kelompok-kelompok perlawanan Palestina juga telah mengumumkan bahwa mereka siap menghadapi segala pelanggaran perjanjian dan tidak akan membiarkan persyaratan sepihak diberlakukan.
Kegagalan kabinet Netanyahu dalam perang Gaza dan kekalahan perlawanan telah memicu gelombang protes internal di wilayah-wilayah pendudukan. Protes-protes ini mencerminkan krisis politik internal di Tel Aviv. Gencatan senjata di Gaza sangat rapuh akibat pelanggaran komitmen, dukungan asing terhadap rezim Zionis, dan krisis politik internal rezim Zionis.
Perjanjian gencatan senjata merupakan bagian dari rencana multi-tahap yang mulai berlaku pada hari Jumat, 10 Oktober 2025, setelah disetujui oleh kabinet rezim Zionis dan penarikan militernya dari sebagian wilayah Gaza. Namun, rezim Israel praktis telah mencegah pelaksanaan tahapan-tahapan ini dengan berulang kali melanggarnya dan berupaya membatalkan perjanjian tersebut.
Pelanggaran gencatan senjata merupakan bagian dari tujuan jahat rezim Zionis untuk mempertahankan tekanan militer terhadap perlawanan, mencegah pelaksanaan perjanjian internasional, dan melanjutkan pengepungan kemanusiaan terhadap rakyat Gaza. Tindakan-tindakan ini disertai dengan dukungan AS, dan akibatnya adalah meningkatnya penderitaan rakyat Gaza dan ancaman serius terhadap stabilitas regional.
Hamas telah berulang kali memperingatkan bahwa pelanggaran gencatan senjata yang ditargetkan dilakukan dengan persetujuan AS. Dukungan asing ini memungkinkan rezim Zionis untuk melanggar perjanjian tanpa mengkhawatirkan konsekuensi internasional.
Perlawanan Palestina terhadap rencana rezim Zionis untuk melanggar gencatan senjata didasarkan pada dukungan rakyat, kohesi internal, pengungkapan tindakan Zionis dalam pelanggaran gencatan senjata, kesiapan militer, serta dukungan regional dan global. Faktor-faktor ini telah mencegah rezim Zionis menghancurkan perjanjian gencatan senjata sepenuhnya dan memungkinkan perlawanan untuk tetap menjadi pemain utama dalam percaturan politik dan militer di Gaza.(sl)