Pars Today
Membalas teror empat pejuangnya di selatan Lebanon, dan berlanjutnya genosida di Gaza, Hizbullah, membombardir sembilan pangkalan militer Israel, dengan lebih dari 150 roket.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, menilai keputusan pengadilan Amerika Serikat, untuk menghentikan paksa demonstrasi anti-Israel, mahasiswa Universitas California Los Angeles, UCLA, sebagai pelanggaran kebebasan berpendapat dan menyampaikan keyakinan.
Menteri Keuangan Rezim Zionis, memprotes keputusan Benny Gantz, untuk mundur dari Kabinet Perang Israel, dan menyebutnya tidak bertanggung jawab.
Setelah Israel, menggunakan dermaga apung Amerika Serikat, untuk menyusup ke kamp Nuseirat, dan membantai warga Palestina, Program Pangan Dunia, WFP, menunda penyaluran bantuan kemanusiaan ke Gaza, lewat dermaga apung itu.
Mantan Kepala Departemen Intelijen dan Operasional Mossad mengatakan, Hizbullah, memiliki sistem pertahanan udara yang telah membatasi ruang gerak jet-jet tempur Israel.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, menanggapi statemen Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, terkait dukungan Amerika Serikat dan Eropa atas Israel.
Media Rezim Zionis, mengabarkan, seiring berlanjutnya serangan hebat Hizbullah Lebanon, ke utara Wilayah pendudukan, industri dan perusahaan-perusahaan Israel, terpaksa tutup atau pindah tempat.
Komandan Korps Garda Revolusi Islam Iran, mengatakan, Rezim Zionis, penjahat pembunuh anak-anak, harus tahu, pembalasan atas tumpahnya darah suci, akan dilakukan, dan tunggulah pembalasan itu.
Deputi Sekjen Hizbullah Lebanon, mengatakan, gerakan perlawanan Islam Lebanon, siap terjun ke dalam perang luas melawan Rezim Zionis.
Dengan meningkatnya ketegangan dan perbedaan pendapat dalam kabinet perang Zionis, situasi di Wilayah Pendudukan menjadi semakin krisis.