Yaman: Selama Hak Rakyat tidak Terjamin, tidak Ada Gencatan Senjata
Perdana Menteri pemerintah Penyelamatan Nasional Yaman menilai Aliansi Saudi dan PBB bertanggung jawab atas kegagalan gencatan senjata di negara ini.
Dewan Keamanan PBB Rabu (5/10/2022) di statemennya mengklaim, tuntutan berlebihan Sanaa di perundingan mengganggu upaya PBB untuk meraih kesepakatan gencatan senjata.
Tim Lenderking, utusan khusus AS untuk Yaman menuntut fleksibilitas lebih Sanaa terkait perpanjangan kesepakatan gencatan senjata di Yaman.
Seperti dilaporkan al-Masirah, Perdana Menteri Pemerintah Penyelamatan Nasional Yaman, Abdel-Aziz bin Habtour saat merespon statemen bias Dewan Keamanan PBB terkait tidak adanya perpanjangan gencatan senjata di Yamand an tudingan bahwa Sanaa memainkan peran tidak konstruktif di masalah ini, mengatakan, statemen Dewan Keamanan tidak bertanggung jawab dan tertolak, serta merefleksikan pandangan aliansi agresor Saudi.
"Jika menurut pendapat Dewan Keamanan, Yaman harus membayar hak pegawai, pencabutan blokade bandara Sanaa dan Pelabuhan al-Hudaiydah, maka dunia harus memahami bahwa kami adalah ekstrimis untuk menegakkan hak rakyat kami," ungkap Habtour.
Pejabat Yaman ini menjelaskan, semua pegawai sipil dan militer dilindungi oleh Civil Service Act dan kami tidak memiliki mekanisme untuk mengizinkan pembayaran gaji seperti yang disyaratkan oleh Amerika Serikat.
"Negara-negara anggota koalisi Saudi, kelemahan PBB dan utusan khusus organisasi ini dalam urusan Yaman, dan kemunafikan global bertanggung jawab atas kegagalan gencatan senjata di Yaman," tegas Habtour.
Ia menambahkan, hak dan kepentingan rakyat Yaman tidak dapat dinegosiasikan atau dikompromikan; Persamaan telah berubah dan tidak akan ada gencatan senjata sampai hak-hak bangsa kita dijamin.
Arab Saudi dengan dukungan Amerika Serikat, Uni Emirat Arab (UEA) dan sejumlah negara lain melancarkan agresi militer ke Yaman sejak Maret 2015 dan memblokade negara Arab miskin ini dari darat, udara dan laut.
Perang yang dikobarkan Arab Saudi dan sekutunya di Yaman sampai saat ini telah menewaskan dan menciderai raturan ribu warga Yaman serta memaksa empat juta orang mengungsi. (MF)