Tamparan Luar Biasa Palestina ke Wajah Kabinet Ekstrem Zionis
Hanya satu hari setelah kejahatan Zionis terhadap Palestina di Jenin, seorang pemuda Palestina melakukan operasi heroik di Quds yang diduduki, yang mengakibatkan kematian 10 orang Zionis.
Pada Kamis (26/01/2023) pagi, dengan intervensi langsung dari Shabak, pasukan Zionis menyerang kamp Jenin, di mana 11 orang Palestina gugur syahid dan 20 lainnya luka-luka.
Setelah kejahatan ini, para pejabat Perlawanan Palestina mengumumkan bahwa Zionis akan membayar mahal. Ziyad Al-Nakhalah, Sekretaris Jenderal Gerakan Jihad Islam Palestina mengatakan bahwa terlepas dari kejahatan ini, para pejuang pemberani dan heroik Palestina akan tetap berada di lapangan dan terus melawan musuh.
Sehari kemudian, pada hari Jumat (27/1), syahid Khairy Alqam, seorang pemuda Palestina berusia 21 tahun, melakukan operasi heroik di pemukiman Zionis Nabi Yaqub di Al-Quds yang diduduki, yang mengakibatkan kematian 11 orang Zionis dan luka-luka dari beberapa lainnya.
Oleh karena itu, operasi syahid Khairy Alqam merupakan implementasi dari peringatan yang diberikan oleh Perlawanan Palestina pasca kejahatan Jenin.
Poin penting lainnya adalah bahwa operasi syahid Khairy Alqam adalah pukulan terberat yang dilakukan Palestina terhadap Zionis dalam dua dekade terakhir.
Di satu sisi, operasi ini dilakukan dalam kondisi siaga penuh aparat keamanan Zionis Israel di Tepi Barat Sungai Yordan, dan di sisi lain, menewaskan 11 orang, yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam 20 tahun terakhir di Quds yang diduduki.
Tingkat keparahan operasi ini sedemikian rupa sehingga memaksa Menteri Perang Zionis Israel, yang telah melakukan perjalanan ke Amerika, untuk kembali, dan Netanyahu serta Ben-Gvir, Menteri Keamanan Internal Rezim Zionis, secara pribadi mengunjungi lokasi operasi.
Poin lainnya adalah bahwa operasi ini merupakan tanggapan tegas dan awal terhadap kabinet ekstremis Benjamin Netanyahu.
Kabinet ini dibentuk sebulan yang lalu. Selama periode ini, khususnya, Itamar Bin-Gvir, Menteri Keamanan Dalam Negeri Zionis, menggunakan perilaku dan kebijakan rasis yang jelas dan keras terhadap warga Palestina, sedemikian rupa sehingga 30 warga Palestina menjadi gugur syahid pada bulan lalu.
Hanya satu hari setelah kejahatan Zionis terhadap Palestina di Jenin, seorang pemuda Palestina melakukan operasi heroik di Quds yang diduduki, yang mengakibatkan kematian 10 orang Zionis.
Operasi syahid Khairy Alqam merupakan tamparan dan pukulan berat terhadap kabinet Netanyahu, sedemikian rupa sehingga Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri rezim Zionis, mengakui keefektifan operasi syahid Quds dan mengatakan, "Kami menyaksikan serangan terburuk dalam beberapa tahun terakhir."
Poin strategis lainnya adalah operasi ini dilakukan oleh seorang warga Palestina berusia 21 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa semangat perlawanan serta tidak gentar terhadap slogan musuh Zionis telah melembaga di generasi muda Palestina, dan hal ini juga menimbulkan ketakutan dan kebingungan kabinet Israel.
Ketakutan ini begitu besar sehingga sejumlah pemukim terlibat dengan Ben-Gvir dan mengaitkan kebijakannya dengan operasi perlawanan Palestina.
Dalam hal ini, Hizbullah Lebanon menggambarkan operasi di Quds yang diduduki sebagai operasi heroik dan menyatakan bahwa operasi ini mengguncang Zionis dan menyebabkan ketakutan dan kekhawatiran para pemukim Zionis.
Masalah penting lainnya adalah reaksi Turki, UEA, dan Arab Saudi.
Turki, Uni Emirat Arab dan Arab Saudi mengutuk operasi mati syahid Jumat (27/1) malam di Quds Utara dalam pernyataan tanpa menyebut kejahatan Jenin.
Kebijakan negara-negara ini sekali lagi membuktikan bahwa Palestina tidak boleh mengandalkan dukungan para kompromis untuk membela diri dan harus melanjutkan prinsip penting "percaya diri".
Menurut prinsip realistis ini, setiap negara harus mempertahankan diri dari ancaman dan musuh asing.(sl)