Militer Israel Gempur Jenin, Tujuh Warga Palestina Gugur Syahid
Rezim Zionis Israel melakukan kejahatan kemanusiaan terbaru di Jenin, Tepi Barat dengan melancarkan serangan darat dan udara pada Senin (3/7/2023) pagi.
Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan bahwa serangan rezim Zionis di Jenin yang berlangsung kurang dari 10 jam telah menyebabkan 7 warga Palestina gugur syahid.
Menurut laporan media rezim Zionis, lebih dari seribu tentara Israel dikerahkan dalam operasi serangan di Jenin. Laporan ini dirilis delapan jam setelah dimulainya serangan komprehensif darat dan udara di Jenin.
Tujuan utama serangan habis-habisan rezim Zionis di Jenin adalah untuk mencerabut akar perlawanan yang meluas di kota ini, yang bahkan menurut beberapa media, perlawanan seperti sekarang belum terlihat sejak intifada kedua hingga hari ini.
Kamp Jenin yang terletak di sebelah barat kota Jenin, sebelah utara Tepi Barat, telah menjadi mimpi buruk bagi para pejabat rezim Zionis akhir-akhir ini.
Jenin sedang berubah menjadi pusat perlawanan bersenjata dan menjadi Jalur Gaza lainnya di utara Tepi Barat. Dapat dikatakan bahwa tidak ada tempat di Tepi Barat yang rentan terhadap operasi militer bersenjata melawan pasukan Zionis seperti Jenin.
Di kalangan kelompok-kelompok Palestina, Jenin telah lama dikenal sebagai asal muasal "perlawanan". Jenin dianggap sebagai pusat kekuatan kelompok-kelompok seperti Hamas, Jihad Islam, Brigade Shuhada al-Aqsa dan kelompok-kelompok Palestina lainnya.
Dalam beberapa bulan terakhir, Jenin kembali menjadi pusat perlawanan terhadap rezim Zionis. Terbentuknya kabinet rasis dan ekstrim rezim Zionis yang dipimpin oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di wilayah pendudukan juga menjadi alasan aktifnya perlawanan di Jenin.
Bersamaan dengan terbentuknya kabinet Netanyahu, kelompok bersenjata "Brigade Jenin" mengumumkan pada Februari tahun lalu bahwa tidak ada lagi Zionis yang aman, dan semuanya akan berada di bawah serangan para pemuda Brigade Jenin.
Baru-baru ini, militer Zionis meninggalkan Jenin ketika dikepung oleh para pejuang Palestina selama 10 jam, dan rezim Zionis terpaksa menggunakan helikopter militer untuk mengatasinya dan mematahkan pengepungan itu. Penggunaan helikopter ini dilakukan setelah selama 20 tahun konflik.
Davoud Shahab, Kepala Kantor Informasi Jihad Islam Palestina, dalam wawancara dengan Iranpress, mengatakan, serangan ke kamp Jenin direncanakan untuk menarget pusat perlawanan bersenjata Palestina di Tepi Barat, tetapi Jenin adalah pusat kehormatan, kemuliaan dan patriotisme warga Palestina.
Kejahatan-kejahatan rezim Zionis di Jenin tidak dibiarkan saja, namun mendapat tanggapan dan peringatan dari kelompok-kelompok perlawanan.
Batalion Jenin yang berafiliasi dengan Saraya al-Quds mengumumkan bahwa mereka menembak jatuh dan menyita drone kecil rezim Zionis yang terbang di zona udara kota Jenin, dan ini adalah drone kedua yang ditembak jatuh oleh pasukan perlawanan dalam pertempuran ini. Batalion Jenin juga menekankan dalam pernyataannya bahwa pertempuran "Kemarahan Jenin" terus berlanjut.
Mohammad Hamadeh, juru bicara Hamas di kota al-Quds, memuji para pejuang dan pahlawan Jenin yang berperang melawan musuh dengan semangat tinggi. Dia menegaskan bahwa penjajah kamp Jenin akan kalah, seperti yang mereka alami dalam agresi mereka pada tahun 2002, yakni selama intifada al-Aqsa.
Pengamat meyakini bahwa kamp Jenin telah menjadi ancaman terbesar bagi rezim Zionis di Tepi Barat dan bahwa konflik besar dapat terjadi kapan saja.
Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei dalam pertemuannya baru-baru ini dengan Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh menyatakan bahwa kasus Jenin baru-baru ini adalah contoh nyata dari tahap baru Palestina dan kabar mengenai kemenangan penuh. (RA)