Warga Palestina Memeriksa Puing-Puing Bangunan Hancur di Rafah
Tank dan pesawat tempur Israel melancarkan serangan baru terhadap warga Palestina yang kelaparan di Gaza selatan ketika aliran bantuan terhambat oleh intensitas serangan, yang kini sudah memasuki bulan ketiga.
Kelaparan semakin memburuk di wilayah kantong yang terkepung, dan PBB mengatakan setengah dari penduduk Gaza kelaparan.
Seorang lansia Palestina, Tawfik Abu Breika, mengatakan blok tempat tinggalnya di Khan Younis dihantam tanpa peringatan oleh serangan udara Israel pada Selasa yang telah merobohkan beberapa bangunan dan menimbulkan korban jiwa.
“Hati nurani dunia sudah mati, tidak ada kemanusiaan atau moral apa pun,” kata Breika ketika para tetangga memilah-milah puing-puing.
“Ini adalah bulan ketiga kita menghadapi kematian dan kehancuran… Ini adalah pembersihan etnis, kehancuran total di Jalur Gaza yang menyebabkan seluruh penduduk mengungsi.”
Lebih jauh ke selatan di Rafah, yang berbatasan dengan Mesir, pejabat kesehatan mengatakan 23 orang, termasuk tujuh anak-anak, tewas dalam serangan udara Israel semalam.
Warga mengatakan penembakan di Rafah, tempat tentara Zionis pada bulan ini memerintahkan orang-orang untuk pergi demi keselamatan mereka, adalah salah satu yang terberat dalam beberapa hari terakhir.
“Pada malam hari, kami tidak bisa tidur karena pengeboman dan pada pagi hari, kami berkeliling jalan mencari makanan untuk anak-anak; tidak ada makanan,” kata Abu Khalil, 40, ayah enam anak.
Warga Palestina di Gaza berjuang melawan kelaparan dan kehausan untuk bertahan hidup, kata warga Palestina, Mohammed Obaid, saat dia memeriksa puing-puing di Rafah.
“Tidak ada listrik, tidak ada bahan bakar, tidak ada air, tidak ada obat-obatan.”
Menurut angka terbaru Kementerian Kesehatan, setidaknya 18.412 orang tewas dan 50.100 lainnya luka-luka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober.