Berita Perlawanan | Senjata Hizbullah, Garis Merah; Respons Pertama Qatar atas Israel
https://parstoday.ir/id/news/west_asia-i177028-berita_perlawanan_senjata_hizbullah_garis_merah_respons_pertama_qatar_atas_israel
Pars Today – Maskapai penerbangan Qatar menghapus nama "Israel", dari peta rute penerbangan dan menggantikannya dengan nama "Wilayah Palestina".
(last modified 2025-09-16T10:15:33+00:00 )
Sep 16, 2025 17:02 Asia/Jakarta
  • Hizbullah Lebanon
    Hizbullah Lebanon

Pars Today – Maskapai penerbangan Qatar menghapus nama "Israel", dari peta rute penerbangan dan menggantikannya dengan nama "Wilayah Palestina".

Maskapai Qatar Airways, baru-baru ini mengganti nama “Israel”, dengan nama “Wilayah Palestina” di peta rute penerbangannya.
 
Langkah ini merupakan respons terhadap perkembangan terbaru kawasan, dan meningkatnya ketegangan antara Rezim Zionis dengan negara-negara Arab, terutama serangan udara Israel ke Doha, dan dukungan luas Qatar atas Palestina.
 
Para pengamat meyakini bahwa perubahan ini menunjukkan berlanjutnya dukungan Qatar, atas hak rakyat Palestina, dan keinginan negara itu untuk memperkuat persatuan umat Islam dalam menghadapi Rezim Zionis.
 
 
Penurunan Drastis Jumlah Imigran ke Wilayah Pendudukan di Tahun 2024
 
Kementerian Imigrasi Rezim Zionis mengabarkan penurunan 34 persen jumlah imigran yang datang ke Wilayah pendudukan pada tahun 2024.
 
Menurut keterangan Kementerian ini, sejak tahun baru Yahudi, di tahun 2024, sekitar 21.444 imigran baru memasuki Wilayah pendudukan, dan jika dibandingkan dengan waktu yang sama di tahun sebelumnya yang berjumlah 32.140 imigran, terjadi penurunan sebesar 34 persen.
 
 
Hizbullah: Senjata Perlawanan, Garis Merah
 
Hassan Al Khalil, Deputi Politik Sekjen Hizbullah Lebanon mengatakan, masalah senjata ini disampaikan dalam kerangka dikte-dikte asing yang 99 persen dikte ini berada disusun dengan tema “monopoli senjata”.
 
Ia menerangkan, masalah ini dengan jelas bertolak belakang dengan apa yang disampaikan dalam pidato pendahuluan dan penjelasan Kementerian, dan Lebanon terkait masalah kehidupan sehari-hari masyarakat, masalah rekonstruksi, dan bahkan anggaran militer Lebanon, terang-terangan menjadi target pemerasan asing.
 
 
Hamas: Statemen Trump soal Serangan Israel ke Gaza, Standar Ganda AS
 
Gerakan perlawanan Islam Palestina, Hamas, merespons statemen terbaru Presiden Amerika Serikat Donald Trump terkait serangan militer Israel ke kota Gaza, dan kondisi para tawanan Zionis.
 
Hamas mengumumkan, statemen Trump ini selain menunjukkan dukungan nyata terhadap narasi Rezim Zionis, juga merupakan bentuk hakiki dari standar ganda pembawa bencana kebijakan luar negeri AS.
 
Standar ganda yang mengabaikan dengan mudah kejahatan-kejahatan pembersihan etnis, dan gugurnya sekitar 65.000 warga sipil tak bersalah di Gaza.
 
 
Malam Berdarah di Gaza
 
Akibat serangan luas dan tanpa henti pasukan Rezim Zionis ke berbagai wilayah kota Gaza, Senin (15/9/2025) malam, telah menjadikan malam itu sebagai malam paling berdarah di wilayah ini.
 
Media-media Palestina mengabarkan terjadinya sejumlah serangan udara dan darat, ledakan-ledakan hebat dan penggunaan robot-robot peledak di wilayah-wilayah pemukiman penduduk oleh pasukan Rezim Zionis di berbagai wilayah Gaza.
 
Di wilayah Al Daraj, serangan ke sebuah rumah tinggal menyebabkan gugur dan terlukanya sejumlah orang, dan menciptakan kerusakan parah pada rumah-rumah di sekitar Bundaran Al Shawa, Al Amn Al Aam, dan wilayah Al Khudriya, dan Al Sabra.
 
 
Pelapor Khusus PBB: Jumlah Asli Korban di Gaza, 10 Kali lipat Lebih Besar
 
Pelapor khusus PBB untuk Palestina, Francesca Albanese, mengatakan jumlah asli korban serangan Rezim Zionis di Gaza diperkirakan mencapai 680.000 orang yaitu 10 kali lipat lebih besar dari jumlah resmi yang diumumkan.
 
Dalam sebuah jumpa pers, Albanese menjelaskan, “65.000 orang adalah jumlah warga Palestina yang gugur di Gaza, karena beberapa peneliti dan ilmuwan menganggap angka ini sebagai jumlah korban di Gaza yang asli. (HS)