Bantuan Kemanusiaan Menghilang di "Segitiga Bermuda" Gaza
-
Truk pembawa bantuan ke Gaza
Pars Today - Meskipun ada klaim bahwa ribuan truk bantuan telah memasuki Gaza, masyarakat masih kelaparan dan bantuan menghilang di "Segitiga Bermuda".
Lebih dari satu setengah bulan telah berlalu sejak gencatan senjata di Gaza. Berdasarkan perjanjian tersebut, 600 truk yang membawa makanan, obat-obatan, bahan bakar, dan kebutuhan pokok lainnya seharusnya memasuki Jalur Gaza setiap hari.
Menurut laporan Pars Today mengutip Al Jazeera, pejabat Israel mengklaim bahwa ribuan truk bantuan telah masuk dan ratusan ribu ton makanan telah dikirimkan. Namun kenyataannya jauh dari angka tersebut. Banyak truk membawa barang-barang bernilai rendah, bukan barang-barang penting.
Organisasi-organisasi internasional juga mempertanyakan klaim ini. Program Pangan Dunia (WFP) menyatakan bahwa hanya setengah dari makanan yang dibutuhkan yang masuk ke Gaza, dan lembaga-lembaga Palestina meyakini bahwa hanya seperempat dari bantuan yang diizinkan masuk.
Dari jumlah yang kecil itu, hanya sebagian kecil yang sampai kepada para pengungsi dan masyarakat miskin, karena bantuan menghilang di "Segitiga Bermuda" Gaza.
Jarak pendek antara perbatasan dan kamp-kamp tersebut sebenarnya merupakan rute politik dan keamanan terpanjang. Orang-orang mendengar tentang truk-truk tetapi tidak melihat paket bantuan. Mereka mendengar tentang berton-ton tepung tetapi tidak ada roti di meja mereka.
Menurut PBB, tentara Israel telah membatasi rute dan memaksa truk-truk tersebut ke jalan-jalan berbahaya.
Meskipun perhatian global telah memudar sejak gencatan senjata, hilangnya bantuan telah menjadi hal yang biasa. Krisis yang direkayasa Israel ini merupakan bentuk lain dari hukuman kolektif bagi Palestina, dengan setiap truk yang menghilang di "Segitiga Bermuda", demikian pula kemampuan untuk terus hidup.(sl)