Serangan Bom di Kabul, Kegagalan Taliban Ciptakan Keamanan
Puluhan orang tewas dan terluka dalam serangan bom terbaru di Kabul, ibu kota Afghanistan pada hari Selasa, 19 April 2022. Serangan teroris ini terjadi di depan dua sekolah negeri dan swasta di Kabul.
Menurut saksi mata, pada hari Selasa, pukul 09.30 waktu setempat, sebuah bom meledak di pusat pendidikan Mumtaz (Amozishgah Mumtaz) di Qala-e-Naw, Dasht-e-Barchi.
Tak lama kemudian, dua ledakan berturut-turut terjadi di pintu masuk Sekolah Abdul Rahim Shahid di daerah Tank Til, Kabul. Menurut saksi mata, serangan ini menyebabkan banyak korban.
Serangan teroris di Kabul, ibu kota pemerintahan Taliban merupakan tantangan besar bagi kelompok tersebut, yang telah gagal memberikan keamanan yang sangat dibutuhkan penduduk di kota penting ini.
Kabul merupakan pusat politik dan ekonomi Afghanistan, maka ada harapan alami bahwa kota ini akan lebih aman daripada di kota-kota dan provinsi-provinsi lain di Afghanistan. Untuk itu pemerintah Taliban diharapkan akan memberikan perhatian khusus pada stabilitas keamanan dan ketenteraman di Kabul.
Serangan bom di kabul oleh teroris menunjukkan bahwa fakta ini bertentangan dengan klaim pemerintah Taliban. Kelompok tersebut telah gagal untuk memberikan keamanan yang diperlukan di ibu kota Afghanistan.
Ketidakmampunan pemerintah Taliban dalam menjamin keamanan di Kabul telah menyebabkan banyak warga sipil tak berdosa menjadi korban. Kelompok tersebut memiliki tanggung jawab penuh atas keamanan bagi semua warga Afghanistan dari berbagai kalangan dan etnis, termasuk kelompok minoritas.
Sejak Taliban mengambil alih kekuasaan di Afghanistan pada tahun 2021, ratusan orang telah tewas dan terluka dalam serangkaian serangan teroris di seluruh negeri.
Secara khusus, sebagian serangan teror tersebut sengaja dirancang dan dilakukan terhadap warga Syiah Afghanistan. Sementara pemerintah Taliban telah berkomitmen untuk menjamin keamanan nyawa dan harta rakyat Afghanistan, terutama bagi kelompok minoritas di negara itu.
Oktober 2021, dua serangan bom menarget jemaah salat Jumat dari warga Syiah di provinsi Kunduz dan Kandahar, yang menyebabkan ratusan orang gugur syahid dan terluka. Insiden ini memicu kecaman luas terhadap pemerintah Taliban.
Meskipun komunitas warga Syiah Afghanistan telah berulang kali meminta pemerintah Taliban untuk memberikan perhatian serius untuk menghapus ancaman terhadap warga Syiah yang merupakan minoritas di negara itu, namun mereka tetap saja menghadapi ancaman serius dari kelompok-kelompok teroris.
Serangan bom di Kabul terjadi ketika sebelumnya telah ada peringatan dari publik, organisasi-organisasi masyarakat sipil di Afghanistan dan bahkan negara-negara lain tentang bahaya penyebaran Daesh (ISIS) dan tindakan mematikan kelompok teroris takfiri ini. Daesh masih menjadi ancaman utama bagi stabilitas dan keamanan Afghanistan.
Meskipun belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan bom pada hari Selasa di Kabul, namun diyakini bahwa Daesh berada di balik perencanaan dan pelaksanaan pemboman keji tersebut.
Ada pandangan bahwa jika pemerintah Taliban gagal mengalahkan Daesh di Afghanistan dan tidak mampu menciptakan keamanan di negara ini, maka kelompok itu akan menghadapi respons regional dan global yang negatif. Selain itu, kepercayaan publik di Afghanistan terhadap Taliban juga akan semakin menurun.
Oleh karena itu, dalam pertemuan bilateral atau multilateral regional dan internasional tentang Afghanistan, para peserta menekankan perlunya membentuk pemerintahan yang inklusif di negara ini dan meminta pemerintah Taliban untuk segera dan efektif mengambil tindakan untuk mencegah berlanjutnya kegiatan kelompok-kelompok teroris, terutama Daesh di Afghanistan. (RA)