Kemiskinan Membayangi Dua Pemilu Menentukan Turki
(last modified Tue, 02 May 2023 03:27:15 GMT )
May 02, 2023 10:27 Asia/Jakarta

Eskalasi krisis ekonomi di Turki yang disebabkan oleh peningkatan inflasi dan kemiskinan yang tak terkendali telah membayangi pemilihan umum presiden dan parlemen negara itu.

Menurut berbagai laporan resmi yang dipublikasikan, menjelang pemilihan umum presiden dan parlemen yang penting, rata-rata tingkat inflasi resmi dan pemerintah tahunan di Turki telah melebihi 71%.

Sementara tingkat inflasi lembaga ekonomi independen dari pemerintah dan lembaga resmi meningkat menjadi 130%.

Pada saat yang sama, indikator keuangan menunjukkan bahwa perekonomian Turki sedang menanti hari-hari yang lebih sulit.

Dua kandidat presiden Turki

Menurut statistik yang diterbitkan Bank Sentral, akumulasi utang luar negeri Turki hingga akhir tahun ini adalah 459 miliar dolar.

Angka ini dianggap sebagai rekor dalam sejarah Turki dan melebihi 50% dari pendapatan nasional bruto negara tersebut.

Publikasi statistik ini berarti bahwa terlepas dari permintaan berturut-turut dari pejabat pemerintah Recep Tayyip Erdogan kepada rakyat untuk memberikan kesempatan lagi kepada Partai Keadilan dan Pembangunan, krisis ekonomi di Turki masih meningkat.

Hal yang perlu dipikirkan adalah tidak adanya rencana yang tepat dari pemerintahan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk mengakhiri permasalahan yang ada di negara ini.

Sejatinya, semua janji yang dibuat Presiden Turki kepada rakyat negara ini selama dua tahun terakhir semuanya ilusi dan tidak benar.

Intensifikasi krisis ekonomi di Turki, menjelang dua pemilu yang menentukan, mengirimkan pesan yang jelas kepada rakyat dan pemilih di negara ini. Pesan ini termasuk ketidakmampuan pemerintah Erdogan untuk mengakhiri masalah rakyat saat ini.

Jika pemerintahan yang dibentuk oleh Partai Keadilan dan Pembangunan pada dekade pertama pemerintahan partai ini dari tahun 2002 hingga 2014 sangat berhasil dalam bidang politik dalam dan luar negeri, warga Turki melihat kesuksesan ini dalam aktivitas para ekonom dan politisi yang pernah menjadi anggota efektif pemerintah Ankara dan memberi rekomendasi kepada ketua partai yang berkuasa di Turki.

Kini, dengan disingkirkannya orang-orang berpengaruh seperti Kemal Dervis, Ali Babacan, Abdullah Gul, Abdullatif Sener, Ahmet Davutoglu, Bulent Arinc, Bashir Atalay dan beberapa pendiri lama Partai Keadilan dan Pembangunan, telah membuat banyak orang kecewa dengan sikap pemerintah Erdogan.

Eskalasi krisis ekonomi di Turki yang disebabkan oleh peningkatan inflasi dan kemiskinan yang tak terkendali telah membayangi pemilihan umum presiden dan parlemen negara itu.

Rakyat Turki telah menyadari fakta bahwa dengan adanya orang-orang yang disingkirkan dari Partai Keadilan dan Pembangunan berada di samping ketua Partai Republik Rakyat, partai ini memiliki lebih banyak peluang untuk mereformasi dan membangun kembali ekonomi Turki dan kebijakan luar negeri dibandingkan dengan partai Turki lainnya.

Munculnya krisis ekonomi Turki, yang oleh para ekonom dianggap sebagai alasan utama lemahnya manajemen dan monopoli kekuasaan, bukanlah masalah satu hari atau dua hari bagi Turki.

Dalam konteks ini, Taha Ak Yul, salah satu analis terkemuka Turki, menggambarkan situasi ekonomi baru yang kacau balau di negara tersebut dengan mengacu pada peribahasa Turki dan mengatakan, Melihat tragedi lebih efektif daripada mendengar seribu nasihat.

Bagaimanapun, fakta yang tidak dapat diabaikan bahwa terjadinya krisis ekonomi dan masalah mata pencaharian dari berbagai lapisan masyarakat akan berdampak besar pada hasil pemilu Turki.

Antara lain, ada kemungkinan Partai Keadilan dan Pembangunan yang berkuasa akan disingkirkan dari kekuasaan dan pemerintahan setelah lebih dari dua dekade.

Misalnya, meski pemerintah Ankara telah menjanjikan kepada rakyat Turki, data ekonomi masih menunjukkan tren peningkatan kelaparan dan kemiskinan di Turki.

Dalam hal ini, situs Duvar menerbitkan laporan pada 29 April, “Data serikat pekerja Turki menunjukkan bahwa ambang kemiskinan telah meningkat menjadi 33.015 lira (mata uang Turki) pada April 2023, yang hampir empat kali lipat dari upah minimum di negara ini.”

Garis kemiskinan termasuk memberi makan keluarga beranggotakan empat orang mencakup barang-barang seperti pakaian, sewa, energi, air, transportasi, pendidikan, dan perawatan kesehatan.

Meningkatnya angka inflasi di Turki

Pada saat yang sama, ambang kelaparan, uang yang dibutuhkan untuk mencegah kelaparan satu keluarga beranggotakan empat orang per bulan, telah meningkat menjadi 10.135 lira tahun ini.

Sebenarnya, garis kemiskinan dan kelaparan telah melewati upah minimum buruh. Sedangkan biaya hidup bulanan untuk satu orang karyawan di bulan ini (April) adalah 13.167 lira.(sl)