Sheikh Zakzaky: Kita Tetap Membutuhkan Pemikiran Imam Khomeini
Pemimpin Gerakan Islam Nigeria mengumumkan bahwa meskipun 34 tahun telah berlalu sejak wafatnya Imam Khomeini ra , gagasan pendiri Republik Islam Iran itu masih hidup dan aktual.
Tanggal 4 Juni 2023 adalah peringatan wafatnya Imam Khomeini ra, pendiri Republik Islam Iran.
34 tahun yang lalu pada hari ini, Rouhullah Mousavi Khomeini ra, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran meninggal dunia setelah 87 tahun berjuang tidak kenal lelah akhirnya berpulang ke haribaan Ilahi.
Bertepatan dengan peringatan haul Imam Khomeini ra, Sheikh Ibrahim Zakzaky menyatakan dalam wawancara eksklusif dengan reporter Iranpress di Abuja tentang pengaruh pemikiran pendiri Republik Islam Iran, bahwa kita belum sampai pada masa di mana kita tidak lagi membutuhkan pemikiran Imam Khomeini ra.
Pemimpin Gerakan Islam Nigeria itu menegaskan bahwa pemikiran Imam Khomeini ra selalu hidup, karena Ayatullah Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam mengikuti jejaknya.
Sheikh Ebrahim Zakzaky juga mengatakan tentang kemajuan ilmiah Republik Islam Iran di bawah bayang-bayang sanksi.
Menurutnya, Iran tidak bergantung pada negara asing dan inilah alasan kemajuan Iran.
"Dengan memutus ketergantungan pada negara asing, Iran bergerak maju dengan mengandalkan pengetahuan lokal, dan pemuda Iran adalah penemu di berbagai bidang ilmiah," ungkap Sheikh Zakzaky.
Sheikh Ebrahim Zakzaky menegaskan, Dengan mencermati kemajuan nyata Iran, Republik Islam bisa dibandingkan dengan negara maju.
Sekaitan dengan terjalinnya hubungan diplomatik antara Iran dan Arab Saudi, Pemimpin Gerakan Islam Nigeria menyatakan, Ini merupakan fenomena perubahan dan kemajuan yang baik. Karena Saudi telah menyadari bahwa hubungan mereka dengan Barat selalu untuk kepentingan Barat.
"Barat hanya mencari sumber daya dan kekayaan Arab Saudi, dan kini pemulihan hubungan antara Riyadh dan Tehran akan membuat Arab Saudi tidak lagi bergantung pada Barat dan mengandalkan dirinya sendiri," pungkas Sheikh Zakzaky.(sl)