Nov 12, 2023 11:52 Asia/Jakarta

Bersamaan dengan berlanjutnya aksi kejahatan rezim Zionis di Jalur Gaza yang hingga saat ini telah menyebabkan lebih dari 11 ribu orang gugur syahid dan melukai lebih dari 27 ribu warga Palestina, kemarahan dan kecaman global juga semakin meningkat sedemikian rupa sehingga selain demonstrasi besar-besaran, bahkan beberapa politisi Barat pun mengkritik Israel.

Sebagai kelanjutan dari dukungan rakyat terhadap Palestina dan kecaman atas kejahatan rezim Zionis di Jalur Gaza, pada Jumat (10/11/2023) malam, ribuan orang Amerika memprotes pembantaian dan genosida rakyat Palestina di Jalur Gaza dengan menghadiri Times Square Kota New York dan menuntut segera dilakukannya gencatan senjata di Gaza.

Demikian pula, para demonstran di Inggris pada hari Jumat (10/11), meneriakkan slogan-slogan solidaritas dengan rakyat Gaza dan mengepung pabrik senjata yang bekerja sama dengan rezim ini untuk mendukung Palestina dan memprotes perang dan serangan brutal rezim Zionis terhadap Gaza.

Pawai warga New York mendukung Palestina

Sementara itu, kejahatan Israel terhadap warga Palestina telah mencapai tingkat yang sangat mengerikan dan tidak dapat dimaafkan sehingga bahkan beberapa politisi senior Barat mengkritik tindakan tersebut dan menuntut diakhirinya perang dan pembunuhan orang-orang tak berdosa di Gaza.

Perdana Menteri Norwegia Jonas Gahr Store memprotes kejahatan Zionis di Gaza pada Jumat (10/11) malam dan mengatakan, Pemboman intensif Israel di Jalur Gaza jelas merupakan pelanggaran terhadap hukum perang internasional. Warga sipil mempunyai hak untuk membela diri, dan pelanggaran hukum perang internasional yang dilakukan oleh suatu negara harus dikutuk.

Sikap pejabat eksekutif tertinggi sebuah negara Eropa ini menunjukkan bahwa pembenaran rezim Zionis untuk menyerang Gaza dengan dalih membela diri, yang tentunya dengan persetujuan dan dukungan Washington, tidak diterima bahkan di kalangan beberapa negara Barat.

Sementara itu, beberapa pendukung utama Zionis Israel di Eropa yang mendukung Tel Aviv, seperti Presiden Prancis Emmanuel Macron, juga menyerukan diakhirinya serangan ke Gaza.

Macron mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa Zionis Israel harus berhenti membunuh anak-anak dan perempuan di Gaza.

Dia menekankan bahwa “tidak ada pembenaran” atas pemboman ini dan gencatan senjata akan menguntungkan Israel.

Mengklaim bahwa ia mengakui hak Israel untuk “membela diri”, presiden Prancis mengatakan, Saya meminta mereka untuk menghentikan pemboman ini.

Menarik untuk dicatat bahwa Perdana Menteri Zionis Israel Benjamin Netanyahu menolak permintaan Macron untuk menghentikan pembunuhan warga sipil Palestina di Jalur Gaza dan mengatakan bahwa Hamas bertanggung jawab atas kematian orang-orang di Gaza dan Tel Aviv tidak boleh dikutuk.

Bersamaan dengan berlanjutnya aksi kejahatan rezim Zionis di Jalur Gaza yang hingga saat ini telah menyebabkan lebih dari 11 ribu orang gugur syahid dan melukai lebih dari 27 ribu warga Palestina, kemarahan dan kecaman global juga semakin meningkat sedemikian rupa sehingga selain demonstrasi besar-besaran, bahkan beberapa politisi Barat pun mengkritik Israel.

Harus dikatakan bahwa jika presiden Prancis benar-benar ingin menghentikan pembunuhan warga Palestina di Gaza, alih-alih mendukung Tel Aviv dan menekankan haknya untuk mempertahankan diri, maka ia harus mengambil langkah-langkah efektif untuk memaksa Netanyahu berhenti membom Gaza.

Tampaknya posisi Macron dalam bidang ini ali-alih didasari oleh ketulusan dan keinginan nyatanya untuk menghentikan serangan di Gaza, justru lebih menarik perhatian opini publik Prancis yang dalam beberapa pekan terakhir menggelar demonstrasi besar-besaran untuk menghentikan genosida rezim Zionis di Gaza.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah meningkatnya kemarahan dan rasa jijik global terhadap Amerika akibat dukungan penuh dan tanpa syaratnya terhadap kejahatan Israel di Gaza dengan dalih membela diri.

Terkait hal ini, diplomat Amerika di negara-negara Arab telah memperingatkan pemerintahan Joe Biden tentang meningkatnya kemarahan dunia Arab terhadap Washington sejak awal perang Gaza karena mendukung rezim Zionis.

Pemerintahan Biden telah menerima peringatan serius dari para diplomatnya di negara-negara Arab, yang menunjukkan bahwa dukungan Amerika Serikat yang tidak diragukan lagi terhadap Israel dalam perang rezim itu yang menghancurkan Gaza telah menyebabkan “popularitas Amerika Serikat di antara seluruh generasi masyarakat di dunia Arab sudah tidak ada lagi”.

Semua permasalahan ini menunjukkan bahwa tidak seperti masa lalu dan bahkan pada awal perang di Gaza saat ini, rezim Zionis berusaha menarik perhatian opini publik dunia dengan menerbitkan berita palsu dan video palsu untuk membenarkan tindakannya.

Pemboman brutal rezim Zionis ke Jalur Gaza

Namun kini karena publikasi berita, laporan dan gambar langsung dari Gaza, masyarakat dunia menjadi sadar akan besarnya kejahatan Zionis terhadap masyarakat Gaza yang tidak berdaya, dan sebuah gerakan global telah dibentuk untuk memaksa Tel Aviv menghentikan serangannya terhadap warga Palestina.(sl)

Tags