Jan 03, 2024 10:59 Asia/Jakarta

Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pertemuan dengan tentara negaranya mengatakan, "Retorika di Barat sedang berubah dan mereka mencari cara untuk mengakhiri perang antara Rusia dan Ukraina." Putin kemudian menekankan bahwa Rusia ingin mengakhiri konflik di Ukraina dengan caranya sendiri.

Presiden Rusia menyinggung bahwa Barat adalah musuh kita dan berusaha menyelesaikan masalah ini melalui Ukraina.

Vladimir Putin menekankan bahwa Ukraina bukanlah musuh kita, tetapi mereka yang mencari kekalahan strategis kita termasuk musuh kita. Beberapa di Barat secara terbuka menulis bahwa mereka ingin membagi Rusia menjadi lima bagian.

Ini pertama kalinya Putin menyebut keinginan Barat untuk mengakhiri perang di Ukraina. Selain itu, ia percaya bahwa Barat adalah musuh Rusia dan bukan Ukraina.

Presiden Rusia Vladimir Putin

Dalam beberapa bulan terakhir, terutama setelah kekalahan serangan balik pasukan Ukraina terhadap posisi tentara Rusia di empat provinsi Luhansk, Donetsk, Zaporizhia dan Kherson, yang disertai dengan banyak korban jiwa dan kerugian bagi tentara Ukraina, ada rumor yang semakin meningkat di negara-negara Barat terkait gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina dan bahkan telah terjadi perjanjian damai antara kedua negara.

Alasannya, pertama adalah kekecewaan pihak Barat atas hasil serangan balik di Ukraina, meskipun telah mengirimkan berbagai senjata dan peralatan militer senilai beberapa miliar dolar ke Ukraina. Kedua, karena prospek berakhirnya atau pengurangan tajam bantuan Barat, khususnya Amerika Serikat, ke Ukraina.

Dalam hal ini, dengan berlanjutnya perselisihan antara Partai Republik dan Gedung Putih mengenai persetujuan bantuan baru ke Ukraina, serta perhatian Washington terhadap perang di Gaza dan, sebagai akibatnya, perang di Ukraina dikesampingkan, maka pemerintahan Biden mengeluarkan peringatan terakhir kepada Kiev tentang kemungkinan memotong atau mengurangi secara drastis bantuan militer yang diberikan ke Ukraina.

Surat kabar Telegraph menulis, Pejabat Gedung Putih telah menetapkan malam Tahun Baru sebagai batas waktu bagi Kongres untuk menyetujui paket baru bantuan militer ke Ukraina, tapi Partai Republik berpendapat bahwa sumber daya keuangan AS harus dibelanjakan untuk prioritas dalam negeri, termasuk keamanan perbatasan yang berujung pada ketidaksetujuan mereka atas permintaan pemerintah.

Selain itu, negara-negara Eropa yang mendukung Kiev dalam perang terhadap Rusia kini tidak memiliki kemampuan atau keinginan untuk terus memberikan bantuan militer ke Ukraina, dan friksi antara negara-negara UE dalam hal ini semakin terang.

Pada saat yang sama, Ukraina juga mengkritik pengurangan bantuan dari Barat ke negara ini dan telah memberikan beberapa peringatan terkait hal ini.

Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pertemuan dengan tentara negaranya mengatakan, "Retorika di Barat sedang berubah dan mereka mencari cara untuk mengakhiri perang antara Rusia dan Ukraina." Putin kemudian menekankan bahwa Rusia ingin mengakhiri konflik di Ukraina dengan caranya sendiri.

Dalam sikap terbarunya mengenai hal ini, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, Konflik di Timur Tengah mengalihkan perhatian dunia dari Ukraina serta kurang memperhatikan Kiev dan fokus pada Israel, sehingga banyak negara Barat kini ragu untuk memberikan bantuan kepada Kiev atau Tel Aviv.

Pada hari Senin (01/01/2024), Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut operasi militer Rusia di Ukraina memuaskan dan menekankan bahwa senjata Barat yang dimiliki Ukraina akan segera habis.

Sekalipun demikian, serangan rudal dan drone Rusia baru-baru ini terhadap Ukraina, yang terjadi dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya, telah menimbulkan tanggapan langsung dari Amerika Serikat.

Terkait hal ini, Presiden AS Joe Biden mengklaim jika Moskow berhasil dalam perang dengan Ukraina, maka ada risiko Washington terlibat perang langsung dengan Rusia.

Terlepas dari retorika Biden, kini terlihat jelas bahwa Washington tidak lagi menaruh perhatian pada perang di Ukraina karena sibuk dengan perang di Gaza, dan pada saat yang sama, tidak ada harapan bagi kemenangan Ukraina dalam perang dengan Rusia.

Oleh karena itu, Amerika Serikat bersama beberapa negara Barat mengupayakan gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina, tentunya dengan syarat yang dipertimbangkan oleh Kiev.

Hal ini tentu saja tidak sejalan dengan kepentingan Moskow, dan pernyataan Putin baru-baru ini bahwa Rusia ingin mengakhiri perang dengan Ukraina berdasarkan ketentuannya sendiri merupakan konfirmasi atas klaim tersebut.

Sementara itu, posisi Ukraina juga menarik. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan tidak ada tanda-tanda nyata ketertarikan Moskow terhadap perdamaian.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky

Menyoroti persenjataan dan tentara Rusia yang semakin berkurang, ia menekankan bahwa mentalitas Moskow memenangkan perang hanyalah sebuah “perasaan” dan Rusia terus menderita kerugian besar di medan perang.

Berdasarkan sikap Kiev yang diungkapkan Zelensky, dapat dikatakan bahwa mentalitas para pemimpin Ukraina masih bertumpu pada kelanjutan perang.

Namun, dengan berkurangnya dukungan militer dan senjata Barat secara signifikan terhadap Ukraina, hal ini akan mempunyai dampak yang nyata dan tak terelakkan di medan pertempuran sehingga merugikan Ukraina.(sl)

Tags