Rencana Trump Soal Gaza: Konspirasi untuk Manuver Israel, Bukan Mengakhiri Konflik
https://parstoday.ir/id/news/world-i177714-rencana_trump_soal_gaza_konspirasi_untuk_manuver_israel_bukan_mengakhiri_konflik
Pars Today - Menurut surat kabar Israel Haaretz, rencana Trump, alih-alih menjadi rencana yang jelas untuk mengakhiri perang Gaza, justru memberi Tel Aviv peluang untuk melanjutkan perang.
(last modified 2025-10-03T09:32:51+00:00 )
Okt 03, 2025 16:30 Asia/Jakarta
  • Donald Trump dan Benjamin Netanyahu
    Donald Trump dan Benjamin Netanyahu

Pars Today - Menurut surat kabar Israel Haaretz, rencana Trump, alih-alih menjadi rencana yang jelas untuk mengakhiri perang Gaza, justru memberi Tel Aviv peluang untuk melanjutkan perang.

Koran berbahasa Ibrani Haaretz, melaporkan bahwa bersamaan dengan rencana Trump untuk mengakhiri perang Gaza, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghadapi dilema kompleks yang menggabungkan tekanan internasional dengan pertimbangan politik dan keamanan internal rezim Zionis.

Menurut laporan Pars Today, Haaretz menambahkan bahwa meskipun Netanyahu secara terbuka mendukung rencana ini, para ahli dan rekan dekatnya meragukan komitmen nyatanya untuk melaksanakan semua ketentuannya, dan menekankan bahwa beberapa bagian dari rencana tersebut tampak tidak dapat dilaksanakan dan membuat Netanyahu rentan terhadap penundaan dan tawar-menawar.

Surat kabar berbahasa Ibrani ini menyatakan bahwa rencana Trump memiliki banyak ambiguitas dan kurangnya transparansi dalam implementasinya, serta kurangnya tujuan yang terukur. Hal ini memungkinkan Netanyahu untuk mengendalikan kecepatan dan laju implementasi rencana ini.

Misalnya, rencana ini menyatakan bahwa perang akan segera berakhir setelah kedua belah pihak menyatakan penerimaan mereka, semua operasi ofensif akan dihentikan, dan semua tahanan Israel akan dibebaskan dalam waktu 72 jam. Namun, rencana tersebut tidak merinci mekanisme apa yang akan diterapkan jika Hamas tidak mematuhi klausul ini – baik karena tidak memiliki semua tahanan maupun karena sulitnya menemukan jenazah mereka.

Lebih lanjut, rencana Trump tidak merinci identitas tahanan Palestina yang akan dibebaskan, sebuah isu yang dapat memicu perselisihan serius dengan Hamas terkait pembebasan tokoh-tokoh Palestina terkemuka, sementara Netanyahu akan dapat menolak tuntutan ini tanpa terlihat jelas melanggar perjanjian.

Menurut rencana ini, nasib para pemimpin senior Hamas di Gaza setelah perang masih belum jelas. Karena tinggalnya mereka akan membutuhkan komitmen untuk hidup berdampingan secara damai dan meletakkan senjata, sesuatu yang secara tegas ditolak Hamas dan telah menyatakan bahwa senjata perlawanan tidak akan diletakkan selama pendudukan berlanjut.

Selain itu, masalah penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza bergantung pada pelucutan senjata secara menyeluruh dari pihak perlawanan dan penyerahan semua tahanan, yang, mengingat pengalaman Lebanon, bahkan jika Hamas setuju, kemungkinan Zionis melanggar perjanjian dan kurangnya tanggung jawab dan kepatuhan pemerintah AS terhadap komitmennya sangat tinggi.

Kepentingan Politik dan Keamanan Israel

Sumber-sumber terpercaya di kabinet Israel mengatakan kepada Haaretz bahwa Netanyahu, karena alasan politik dan keamanan, mungkin lebih memilih untuk melanjutkan perang dengan aturan apa pun yang memungkinkan kepemimpinan Hamas di Gaza tetap bertahan setelah pertempuran berakhir, yang akan bertentangan dengan persyaratan rencana Trump.

Sementara itu, para pejabat Israel sepakat bahwa Netanyahu tidak dapat secara terbuka menentang rencana tersebut pada tahap ini, yang menjadikan ambiguitas ketentuan-ketentuannya sebagai alat yang ideal untuk memajukan proses tersebut sesuai dengan kepentingan Israel.

Bahkan pernyataan Qatar bahwa Hamas mungkin menuntut reformasi lebih lanjut semakin memperluas ruang gerak Israel dan mempersulit komunitas internasional untuk menilai sejauh mana kepatuhannya terhadap rencana tersebut.(sl)