Pernyataan Iran-Rusia-Turki di Astana: Gencatan Senjata Segera di Gaza
(last modified Fri, 26 Jan 2024 05:18:26 GMT )
Jan 26, 2024 12:18 Asia/Jakarta
  • Bendera Republik Islam Iran, Rusia dan Turki
    Bendera Republik Islam Iran, Rusia dan Turki

Dalam pernyataan akhir pertemuan Astana, ditekankan perlunya mengakhiri serangan kejam rezim Zionis terhadap rakyat Palestina dan mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Menurut laporan IRIB, pada hari Kamis, di akhir pertemuan ke-21 Astana di ibu kota Kazakhstan, perwakilan Iran, Rusia dan Turki memperingatkan tentang dampak negatif eskalasi konflik Palestina-Israel terhadap situasi di Suriah dalam sebuah pernyataan yang menekankan penghentian kejahatan rezim Zionis di Jalur Gaza.

Melanjutkan pernyataan ini, mengacu pada perlunya pencegahan perluasan wilayah konflik bersenjata dan partisipasi negara-negara lain di kawasan, anggota (Iran, Rusia dan Turki) untuk melaksanakan Resolusi A/ES/-10/L.27 (2023) mengenai gencatan senjata segera dan kewarganegaraan semua pihak, menuntut kewajiban yang timbul dari hukum internasional.

Pertemuan Astana (arsip)

Dalam pernyataan pertemuan Astana ke-21, para anggota juga menekankan dan mencatat komitmen mereka yang tak tergoyahkan terhadap kedaulatan, kemerdekaan, integritas dan keutuhan wilayah Suriah serta tujuan dan prinsip yang terkandung dalam Piagam PBB, melanjutkan upaya memulihkan hubungan antara Turki dan Suriah berdasarkan rasa saling menghormati, niat baik, dan hubungan bertetangga yang baik, sangat penting untuk melawan terorisme dan memastikan pengiriman bantuan kemanusiaan tanpa hambatan.

Iran, Rusia dan Turki dalam pernyataan tersebut juga mengumumkan keinginannya untuk melanjutkan kerja sama bersama guna memerangi terorisme dalam segala bentuk dan manifestasinya serta program kontra separatis yang bertujuan melemahkan kedaulatan dan integritas wilayah Suriah serta mengancam keamanan nasional negara tetangganya, termasuk serangan perbatasan dan infiltrasi perbatasan.

Dalam kelanjutan pertemuan Astana ke-21, para anggota menekankan bahwa perdamaian dan stabilitas berkelanjutan di kawasan ini hanya mungkin terjadi jika kita menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah Suriah, segala upaya yang terkait dengan penciptaan realitas baru di lapangan, termasuk inisiatif otonomi yang tidak sah dengan dalih memerangi terorisme dan menekankan penolakan mereka terhadap perampasan ilegal dan pengalihan sumber daya minyak milik Suriah.

Perlunya penghapusan sanksi sepihak terhadap Suriah, pencegahan gerakan teroris dan separatis, mengutuk serangan militer Israel terhadap Suriah, perlunya mematuhi keputusan hukum internasional dan resolusi Dewan Keamanan PBB, mengutamakan solusi politik dibandingkan solusi militer untuk mengakhiri konflik Suriah, peran penting Komite Konstitusi Suriah, peningkatan pengiriman bantuan kemanusiaan, kebutuhan untuk memfasilitasi pemulangan pengungsi Suriah dan orang-orang terlantar secara aman, bermartabat dan sukarela merupakan beberapa isu yang dibahas oleh perwakilan Iran, Rusia dan Turki yang telah ditegaskan dalam pernyataan akhir pertemuan Astana ke-21.

Perundingan Astana telah dimulai sejak Januari 2017 atas prakarsa Republik Islam Iran serta kerja sama Rusia dan Turki, dengan tujuan mewujudkan perdamaian di Suriah.

Iran, Turki dan Rusia, sebagai penjamin proses Astana, berusaha menyelesaikan krisis Suriah.(sl)