AS akan Membayar Harga Mahal jika Menolak Keluar dari Irak
-
Mohammad Mohyi.
Juru bicara Kataib Hizbullah Irak, Mohammad Mohyi mengatakan Amerika Serikat, dengan tidak meninggalkan negara ini, telah merendahkan tekad bangsa Irak dan mereka harus membayarnya dengan harga mahal.
"Sampai sekarang penarikan pasukan AS dari Irak belum diumumkan atau dikonfirmasi, tetapi misi pasukan ini telah berubah dari pertempuran menjadi pelatihan dan penasihat. Ini jelas menghindari keputusan parlemen Irak yang memerintahkan penarikan semua pasukan AS," ujarnya dalam wawancara dengan kantor berita Mehr Iran, Kamis (30/12/2021).
Dia menambahkan, kami yakin bahwa AS tidak ingin meninggalkan Irak dan mencoba untuk memaksakan kehadirannya dengan bermacam alasan. Menurutnya, sikap ini akan menjadi tantangan bagi tekad rakyat Irak, yang harus dibayar oleh AS.
Mohyi menjelaskan AS memiliki rencana dan tujuan yang ingin dicapai melalui kehadiran militernya di Irak dan Suriah, termasuk memperkuat dan memperluas pengaruhnya di Irak, mengendalikan keputusan politik dan keamanan, dan memaksakan agenda normalisasi hubungan dengan Israel kepada Irak.
AS, lanjutnya, menduduki dan menghancurkan Irak, menyebabkan jutaan orang Irak terlantar, dan menciptakan berbagai versi terorisme takfiri, seperti al-Qaeda dan Daesh, sehingga Irak akan tetap menjadi negara yang gagal dan lemah.
"AS tidak pernah berpikir untuk membangun Irak serta memperkuat kekuatan keamanan dan ekonominya," kata anggota Kataib Hizbullah ini. (RM)