Al-Batsh: Pembebasan Tepi Barat Dimulai
Seorang pemimpin senior Jihad Islam Palestina mengatakan bahwa tahap baru perlawanan telah dimulai dengan nama "pembebasan Tepi Barat dan pengusiran penjajah".
Menurut Arabic News 21, volume operasi dalam satu bulan ini telah mengejutkan rezim Zionis. Hanya pada 13 Oktober, lebih dari 50 operasi perlawanan tercatat di berbagai bagian wilayah pendudukan terhadap tentara dan pemukim Zionis, dan pada 18 Oktober, ada 7 kasus penembakan dan 15 bentrokan telah dilaporkan di Tepi Barat.
Dalam semua kasus ini, peran kelompok yang baru dibentuk Arin Al-Aswad sangat jelas sebagai pelaksana operasi atau sebagai pendorong kelompok Palestina lainnya.
Dalam hal ini, Khaled al-Batsh, salah satu pemimpin senior Jihad Islam Palestina menyatakan bahwa tahap baru telah dimulai dalam perlawanan dengan nama "pembebasan Tepi Barat dan pengusiran penjajah". Ia menekankan perlunya generalisasi gagasan pembentukan kelompok-kelompok bersenjata seperti "Brigade Jenin" dan "Arin Al-Aswad" di kota-kota Tepi Barat lainnya yang diduduki.
Al-Batsh menambahkan, Upaya Zionis untuk membungkam perlawanan di Tepi Barat yang diduduki akan tetap sia-sia dan kebangkitan rakyat dan perjuangan untuk membebaskan tanah ini dari pendudukan akan terus berlanjut.
"Teror terhadap komandan perlawanan bertujuan untuk menekan intifada dan menghancurkan inti dari brigade perlawanan di Jenin dan Nablus, tetapi Zionis tidak akan berhasil menekan perlawanan," ungkap Al-Batsh.
Anggota senior Jihad Islam itu menekankan bahwa Otoritas Palestina harus menghentikan koordinasi dengan rezim Zionis dan justru memperluas kerja sama antara Jihad Islam, Hamas, Fatah, dan kelompok perlawanan lainnya.
Tepi Barat, yang kini menjadi pusat perlawanan Palestina, dianggap sebagai tanah yang diduduki menurut beberapa resolusi PBB, termasuk Resolusi Dewan Keamanan PBB 242 dan 338.
Menurut resolusi ini, 55 tahun yang lalu, rezim Zionis seharusnya memberikan tanah ini bersama dengan Jalur Gaza kepada mereka untuk pembentukan negara Palestina.
Namun rezim Zionis bukan hanya tidak melakukan ini, tetapi telah mencoba langkah demi langkah dengan membangun pemukiman Yahudi, mengubah demografi wilayah atau menggabungkannya dengan tanah pendudukan tahun 1948 yang dikenal sebagai Zionis Israel dan dengan demikian memperluas perbatasannya dari tanah pendudukan tahun 1948 ke tanah pendudukan tahun 1967 atau setidaknya sampai tujuan ini tercapai, Zionis akan terus mengembangkan kekuasaannya atas daerah ini.(sl)