Aksi Heroik Gadis Palestina Membalas Kejahatan Zionis
Menyusul kejahatan Zionis terhadap warga Palestina di Nablus, seorang gadis Palestina membalas militer Zionis Israel dengan operasi mati syahid baru.
Hari Kamis (04/05/2023) pagi, pasukan rezim Zionis menggugursyahidkan dua anggota Hamas bernama Hassan Qatnani dan Moaz Al-Masri, yang telah membunuh tiga pemukim Zionis sekitar sebulan yang lalu dengan melakukan operasi Al-Aghwar, dan Ibrahim Jabr, salah seorang sahabat kedua orang ini, yang hadir di rumah yang terkepung dan membantu mereka bersembunyi.
Kejahatan militer Israel ini dibalas dalam waktu sesingkat mungkin.
Sumber-sumber media Zionis melaporkan bahwa wanita Palestina berusia 26 tahun Iman Ziad Ahmed Odeh berusaha menusuk seorang tentara Zionis di daerah Huwwara, selatan Nablus.
Setelah serangan ini, gadis itu terluka parah oleh tentara Zionis dan gugur syahid beberapa menit kemudian.
Aksi gadis Palestina itu mengandung beberapa poin:
Tindakan ini menunjukkan bahwa setiap kejahatan yang dilakukan oleh Zionis akan ditanggapi dengan tegas oleh warga Palestina.
Selain itu, respon terhadap kejahatan zionis tidak terbatas pada laki-laki Palestina saja, bahkan perempuan pun menjadi ancaman serius bagi rezim kriminal ini.
Selain itu, tindakan gadis muda Palestina itu menunjukkan bahwa ada konsensus dan persatuan di antara warga Palestina tentang perlunya membalas kejahatan rezim Zionis.
Ini adalah ancaman dan peringatan serius bagi kabinet Zionis Israel yang rasis dan ekstremis.
Masalah lainnya adalah operasi mati syahid gadis Palestina menunjukkan bahwa Palestina akan membalas setiap kejahatan Zionis dalam waktu sesingkat mungkin.
Menyusul kejahatan Zionis terhadap warga Palestina di Nablus, seorang gadis Palestina membalas militer Zionis Israel dengan operasi mati syahid baru.
Zionis melakukan kejahatan di Nablus Kamis pagi, dan gadis muda Palestina membalas kejahatan itu di sore hari.
Reaksi cepat ini menunjukkan kesiapan rakyat Palestina dan dukungan rakyat terhadap perlawanan.
Aksi heroik gadis Palestina berusia 26 tahun itu dilakukan ketika kabinet paling ekstrem bekerja di Wilayah Pendudukan, yang tak segan-segan melakukan kejahatan apapun terhadap warga Palestina.
Oleh karena itu, ekstremisme dan rasisme kabinet Zionis tidak menyebabkan mundurnya pemuda Palestina, tetapi justru memperkuat keinginan rakyat Palestina untuk melawan dan berkonfrontasi, dan keinginan ini telah menyebar ke seluruh strata Palestina.
Poin terakhir adalah ketika tentara Zionis melukai gadis Palestina itu, mereka mengepung gadis muda yang jatuh ke tanah dan mencegah orang mendekatinya.
Warga Palestina telah menulis bahwa para penjajah sengaja mencegah dia mendapatkan bantuan sehingga dia akan mati syahid.
Perilaku ini menunjukkan sikap kriminal kaum Zionis terhadap seorang wanita Palestina.
Terlepas dari kejahatan yang begitu nyata, kekuatan Barat yang mengklaim hak asasi manusia tetap diam dan tidak mengutuk kejahatan rezim pendudukan Al-Quds bahkan hanya dengan kata-kata.(sl)