Amerika Tinjauan dari Dalam, 26 Februari 2022
Perkembangan di AS selama sepekan terakhir diwarnai sejumlah isu penting seperti respon Washington atas krisis Ukraina-Rusia.
Selain itu, masih ada isu lainnya seperti Tanggapi Krisis Ukraina, Graham Sebut Waktu tidak Berpihak pada AS, Menhan AS: Pasukan Rusia Mendekati Ibu Kota Ukraina, Pasukan AS Bergerak Dekati Perbatasan Ukraina, Pentagon: AS Siap Singkirkan Kekhawatiran Rusia, Sanders: Sistem Politik AS Sebabkan Anak-Anak Semakin Miskin, AS Berlakukan Sanksi terhadap Putin dan Pemimpin lain Rusia.
Menhan AS: Kami akan Latih Pasukan Ukraina dari Jarak Jauh
Menteri Pertahanan Amerika Serikat kepada DPR negara itu mengatakan, jika Rusia merebut kendali Ukraina, maka Washington akan melatih pasukan Ukraina dari jarak jauh.
Lloyd Austin, Jumat (25/2/2022) seperti dikutip situs The Hill mengaku bahwa Pentagon tengah mempertimbangan cara untuk melatih pasukan Ukraina dari jarak jauh jika Rusia sampai menguasai negara itu.
Menurut Menhan AS, Washington ingin memasok lebih banyak peralatan perang untuk pasukan Ukraina, namun hal itu sulit dilakukan di tengah perang melawan Rusia.
The Hill menjelaskan, pejabat intelijen AS mengkhawatirkan jatuhnya ibu kota Ukraina, Kiev yang berpenduduk 2,8 juta orang itu ke tangan Rusia, dalam beberapa hari ke depan.
AS telah mengirim ribuan pasukan ke Eropa Timur untuk memperkuat kemampuan NATO, akan tetapi Presiden AS tidak menjelaskan mengapa tidak ada pasukan AS yang dikirim langsung ke Ukraina.
Di sisi lain Juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa perang melawan Rusia tidak menguntungkan AS, oleh karena itu Washington tidak mengirim pasukan ke Ukraina.
Ned Price menuturkan, "Dampak sanksi-sanksi terhadap sistem perbankan dan ekonomi Rusia akan jauh lebih besar."
Menurut Jubir Deplu AS, Presiden Joe Biden masih ingin bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, namun sekarang bukan waktu yang tepat.
AS Kirim Pasukan Tambahan ke Eropa
Departemen Pertahanan AS mengumumkan pengerahan 7.000 pasukan tambahan ke Eropa di tengah meningkatnya konflik di Ukraina.
"Amerika Serikat akan mengerahkan 7.000 tentara lagi ke Eropa, yang akan ditempatkan di Jerman, sebagai tanggapan atas invasi Rusia ke Ukraina," kata pernyataan Pentagon pada Kamis (24/2/2022) malam.
"Mereka akan dikerahkan ke Jerman untuk meyakinkan sekutu NATO, mencegah agresi Rusia, dan bersiap untuk mendukung berbagai persyaratan di kawasan itu," kata seorang pejabat Pentagon seperti dikutip laman Farsnews.
Dia menambahkan bahwa mereka diperkirakan akan berangkat dalam beberapa hari mendatang.
Presiden Joe Biden menyetujui pengerahan 7.000 pasukan tambahan AS ke Jerman sehingga total pasukan yang dikirim ke Eropa menjadi 12.000 personel bulan ini.
Sebelumnya, seorang pejabat senior Pentagon mengatakan invasi Rusia ke Ukraina bisa berdarah dan mahal serta dapat mempengaruhi keamanan Eropa dalam jangka panjang.
Tanggapi Krisis Ukraina, Graham Sebut Waktu tidak Berpihak pada AS
Senator Amerika Serikat, Lindsey Graham mengkritik kebijakan Presiden Joe Biden dalam menanggapi perkembangan di Ukraina, dan mengatakan waktu tidak berpihak pada Washington.
Presiden Biden pada Kamis (24/2/2022) sore mengumumkan gelombang sanksi baru terhadap Rusia dan Belarus. Sanksi akan menargetkan aset bank-bank Rusia senilai lebih dari 1 triliun dolar.
"Sanksi ini ditujukan untuk memukul sektor teknologi Rusia, termasuk memangkas lebih dari setengah impor teknologi serta industri kedirgantaraan dan militer Rusia," kata Biden.
Graham mengkritik keras Biden karena tidak menjatuhkan sanksi langsung kepada Presiden Vladimir Putin sebagai tanggapan atas operasi militer Rusia di Ukraina.
"Kita harus bergerak maju dengan kekuatan melawan Putin dan meminta sekutu kita untuk bergabung dengan kita. Ketika sudah tiba waktunya untuk menyanksi Putin, jika kita tidak melakukan segala kemungkinan, kita belum melakukan sesuatu yang cukup. Waktu tidak berpihak pada kita," tulis senator Republik itu di akun Twitternya seperti dikutip laman Mehrnews.
Dia memperingatkan bahwa bagaimana Washington menangani Putin akan mempengaruhi apa yang terjadi di kawasan, seperti Asia dan Timur Tengah.
Graham juga menekankan bahwa ia akan bekerja dengan anggota Kongres dari kedua partai untuk segera meloloskan RUU untuk memberikan bantuan darurat tambahan ke Ukraina dalam menanggapi invasi Rusia.
Menhan AS: Pasukan Rusia Mendekati Ibu Kota Ukraina
Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Lloyd Austin mengatakan pasukan infanteri mekanik Rusia yang memasuki Ukraina dari Belarus berada pada jarak hampir 20 mil (sekitar 32 kilometer) dari Kiev.
Hal itu disampaikan Austin kepada beberapa anggota Kongres AS melalui sambungan telepon, demikian dikutip IRNA, Jumat (25/2/2022).
Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken mengatakan Kiev mungkin akan dikepung dan Presiden Rusia Vladimir Putin berniat untuk menumbangkan pemerintah Ukraina dan menggantinya dengan rezimnya sendiri.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada Russia-24 bahwa Rusia tidak berniat menghancurkan militer Ukraina, tetapi ingin menetralisir kemampuan mereka.
"Operasi militer di Ukraina ini dilakukan untuk menghancurkan kemampuan militer Ukraina yang akhir-akhir ini berkembang, termasuk dengan upaya dan bantuan negara lain," tegasnya.
Pasukan AS Bergerak Dekati Perbatasan Ukraina
Pasukan AS dikabarkan telah bergerak ke perbatasan Ukraina untuk apa yang disebut "membantu warga negara Amerika dan warga negara lain meninggalkan Ukraina."
Seperti dikutip Farsnews dari The Wall Street Journal, Kamis (24/2/2022), pasukan AS telah dikirim ke perbatasan Ukraina untuk membantu warga Amerika meninggalkan negara itu.
Para pejabat pertahanan dan non-pertahanan AS mengatakan, personel militer di Polandia sedang bersiap untuk mendekati perbatasan Ukraina guna membantu gelombang besar warga Amerika dan warga negara asing lainnya, yang berusaha menyeberangi perbatasan.
Pasukan AS berada 12 mil dari perbatasan Ukraina dan kemungkinan akan bertemu dengan pengungsi di perbatasan pada Kamis malam dan membawa mereka ke Polandia.
Hampir 800 pasukan AS ditempatkan di daerah G2 Jasionka, tujuh mil dari perbatasan Polandia-Ukraina. Daerah itu kemungkinan akan digunakan sebagai tempat penampungan sementara dan pos pemeriksaan.
Pasukan AS dikabarkan sedang menyiapkan tempat tidur di daerah tersebut.
Pentagon: AS Siap Singkirkan Kekhawatiran Rusia
Juru bicara Departemen Pertahanan Amerika Serikat, Pentagon mengatakan, AS telah mengajukan sejumlah proposal keamanan serius kepada Rusia, dan menungguh jawaban dari Moskow.
John Kirby, Minggu (20/2/2022) seperti dikutip Sputnik menuturkan, "Kami sudah menyampaikan sejumlah proposal serius kepada Rusia. Kami mengajukan proposal terkait sejumlah solusi yang bisa mengubah langkah di Eropa untuk mengatasi masalah di sana, dan menyingkirkan sejumlah kekhawatiran Presiden Rusia."
Ia menambahkan, "Proposal-proposal serius sudah kami sampaikan, dan kami ingin Rusia menjawabnya. Pada saat yang sama AS sudah mengumumkan bahwa masalah keanggotaan Ukraina di NATO adalah masalah Ukraina dan NATO."
Deputi Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan, jawaban Barat atas proposal keamanan Rusia hanya sebatas "jawaban atas jawaban", dan NATO menghindar untuk membicarakan masalah keamanan sebagai sebuah entitas yang tidak bisa dipecah-pecah.
Sebelumnya Menlu AS menyampaikan kesiapan Washington untuk bekerja sama dengan Rusia di tengah meningkatnya krisis di timur Ukraina dan kawasan Baltik.
Sanders: Sistem Politik AS Sebabkan Anak-Anak Semakin Miskin
Senator negara bagian Vermont, Bernie Sanders menilai sistem politik AS yang korup menjadikan anak-anak Amerika Serikat semakin miskin.
Senator Bernie Sanders di akun Twitternya hari Jumat (18/2/2022) menulis bahwa sistem politik yang korup akan membuat 745 miliarder lebih kaya menjadi $ 2,1 triliun selama pendemi Covid-19.
Ketua Komite Anggaran Senat AS menambahkan bahwa dalam situasi seperti itu, 3,7 juta anak AS lebih miskin dari bulan lalu.
Bernie Sanders menghubungkan situasi tersebut dengan penghindaran Partai Republik dan Demokrat yang menolak supaya perusahaan memberikan perpanjangan kredit pajak anak sebesar $300 per bulan.
Jutaan orang Amerika menghadapi masalah kemiskinan, tunawisma dan kelaparan, serta ketidakmampuan mereka untuk membayar perawatan medis di saat sebagian kecil miliarder di negara ini semakin kaya.
AS Berlakukan Sanksi terhadap Putin dan Pemimpin lain Rusia
Amerika Serikat memberlakukan sanksi pada Jumat (25/2) terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin, Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov, Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan Kepala Staf Umum Valery Gerasimov atas invasi Rusia ke Ukraina, demikian diumumkan Departemen Keuangan AS.
"Kami bersatu dengan sekutu dan mitra internasional kami untuk memastikan Rusia membayar harga ekonomi dan diplomatik yang amat mahal untuk invasi lebih lanjut ke Ukraina," kata Menteri Keuangan Janet Yellen dalam pernyataannya.
"Jika perlu, kami siap untuk membebankan biaya lebih lanjut pada Rusia atas perilaku yang mengerikan di panggung dunia," katanya.
Departemen Keuangan itu juga akan memberlakukan "sanksi pemblokiran penuh" pada Dana Investasi Langsung Rusia milik negara, kata juru bicara Gedung Putih dalam sebuah cuitan pada Jumat.
Dana tersebut adalah entitas keuangan yang berfungsi sebagai dana kekayaan negara dan dirancang untuk menarik modal ke sektor-sektor dengan pertumbuhan tinggi.