Jun 11, 2022 22:01 Asia/Jakarta

Perang Rusia dan Ukraina berlanjut dan telah memasuki hari ke-108 pada hari Sabtu (11/6/2022). Militer Rusia menghujani pusat-pusat militer Ukraina dengan roket.

Pertempuran sengit sedang berlangsung di jalan-jalan kota Ukraina timur. Pemerintah Kyiv (Kiev) memohon Barat untuk mengirimkan lebih banyak senjata untuk menahan serangan pasukan Rusia.

Di Severodonetsk, sebuah kota Ukraina timur yang telah menjadi fokus kemajuan pasukan Rusia, terjadi pertempuran sengit antarkedua belah pihak.  

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan, pertempuran untuk Severodonetsk dapat menentukan hasil di Ukraina timur. Menurutnya, pertempuran di kota di wilayah Donbas itu sebagai "mungkin salah satu yang paling sulit sepanjang perang ini."

Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, Angkatan Darat Ukraina mengalami kerugian tinggi, 23.367 pasukan tewas hingga pada 18 April 2022.

Kepala Komite Pertahanan Duma Rusia, Andrey Kartapolov mengatakan bahwa Angkatan Darat Rusia secara praktis tidak lagi kehilangan personel disebabkan perubahan dalam strategi militer.

Pada bulan Maret, Kemenhan Rusia mengumumkan bahwa 1.351 personel militernya tewas sehingga juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada April lalu mengatakan hal itu sebagai "tragedi besar."

Sementara itu, ajudan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Alexey Arestovich, mengakui kerugian besar yang dialami militer negaranya dalam pertempuran melawan pasukan Rusia.

Alexey Arestovich pada pada hari Jumat (10/6/2022) mengatakan bahwa 600 tentara Ukraina tewas dalam sehari.

"Hari Jumat adalah hari yang tidak biasa bagi Angkatan Darat Ukraina, karena 600 orang [meninggal] dalam satu hari, tidak kurang," ujarnya.

Dia juga mengklaim bahwa Angkatan Bersenjata Ukraina telah kehilangan sekitar 10.000 personel sejak awal operasi militer Rusia pada 24 Februari 2022.

Di sisi lain, Wakil Kepala Intelijen Angkatan Bersenjata Ukraina Vadim Skibitsky pada hari Jumat (10/6/2022) mengungkapkan kondisi persediaan amunisi Ukraina yang habis. Dia mengatakan, militer Ukraina telah menggunakan hampir semua amunisi artilerinya dan sekarang menggunakan amunisi NATO.

"Semuanya sekarang tergantung pada apa yang [Barat] berikan kepada kami. Ukraina memiliki satu peluru melawan 10 sampai 15 peluru Rusia. Mitra Ukraina di Barat yang mengklaim memberikan bantuan militer hanya memasok sekitar 10 persen dari apa yang mereka miliki ke Kyiv," ujarnya seperti dilansir The Guardian.

Skibitsky juga mengklaim rudal Rusia berkurang karena pasukannya melakukan lebih sedikit serangan rudal dan menggunakan rudal Soviet dari tahun 1970-an.

Pada bulan keempat setelah operasi militer Rusia ke Ukraina, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menandatangani dekrit yang menjatuhkan sanksi kepada pejabat tinggi Rusia, termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin. (RA)

Tags