Survei: Mayoritas Rakyat Amerika Yakini Invasi ke Irak Salah Besar
Hasil survei terbaru menunjukkan bahwa mayoritas rakyat Amerika Serikat percaya bahwa invasi militer yang dilancarkan pasukan negaranya ke Irak sebagai sebuah kesalahan besar.
Dua puluh tahun setelah invasi militer AS ke Irak, hasil survei Axius dan Ipsos menunjukkan bahwa 61 persen rakyat Amerika percaya bahwa invasi ke Irak tidak bisa dibenarkan, karena salah.
Menurut hasil survei ini yang dirilis Minggu (19/3/2023), orang-orang Amerika menentang penggunaan kekuatan militer negaranya di negara lain.
Menurut laporan ini, sekitar lima ribu tentara Amerika tewas selama pendudukan Irak dan AS telah menghabiskan dua ribu miliar dolar.
Amerika tidak pernah bisa membuktikan bahwa Saddam Hussein memiliki senjata pemusnah massal, karena mereka tidak pernah menemukannya di Irak.
Meskipun demikian, Presiden AS saat itu George W. Bush menyampaikan pidatonya yang terkenal dengan sebutan "misi tercapai" pada bulan Mei, lima pekan setelah invasi militer AS ke Irak pada tahun 2003.
Pada awalnya, mayoritas publik Amerika bereaksi positif terhadap pidato ini. Hasil jajak pendapat yang dilakukan saat itu menunjukkan bahwa 66 persen publik Amerika mendukung invasi militer tersebut. Namun setelah tahun 2005, suara rakyat AS berubah menentangnya.
Faktanya, sekutu Amerika di Eropa menentang keputusan ini.
Kini, setelah bertahun-tahun berlalu dari invasi ini, hasil jajak pendapat menunjukkan bahwa hanya 36 persen rakyat Amerika yang mendukung invasi militer ke Irak.
Pada bulan Maret 2003, pasukan Amerika Serikat melancarkan serangan udara ke Irak, dan menghancurkan sebagian besar negara itu, dan dilanjutkan dengan pengerahan pasukan darat Amerika ke Baghdad.
Invasi militer Amerika ke Irak dilakukan dengan dalih penggunaan senjata pemusnah massal oleh Saddam Hussein. Tapi AS tidak bisa membuktikan klaim tersebut.(PH)