Okt 31, 2023 11:40 Asia/Jakarta

Sejak dimulainya babak baru konflik antara rezim Zionis dan kelompok perlawanan Palestina dengan operasi Badai Al-Aqsa dan reaksi keras Zionis terhadap tindakan tersebut, Amerika Serikat sebagai sekutu strategis Israel telah memberikan berbagai dukungan politik, diplomatik dan militer kepada rezim ini. Kini, Washington telah mengambil langkah baru ke arah ini.

Amerika kini telah meningkatkan tekanan terhadap negara-negara Eropa untuk memperluas dan memperkuat sanksi mereka terhadap Hamas.

Tekanan ini diterapkan pada saat yang sama ketika Washington berupaya menekan keuangan Hamas dengan lebih intens.

Wally Adeyemo, Wakil Menteri Keuangan AS, mengumumkan bahwa Washington ingin membentuk "koalisi" dengan negara-negara yang berpikiran sama karena bermaksud untuk mencegah Hamas menghindari sanksi.

Wally Adeyemo, Wakil Menteri Keuangan AS

Dia menyatakan harapannya mengenai kerja sama Amerika dengan negara-negara Eropa lainnya dan yurisdiksinya untuk mengganggu upaya Hamas menghindari sanksi.

Negosiasi ini dilakukan sementara AS memberlakukan sanksi putaran kedua terhadap pejabat dan jaringan keuangan yang terkait dengan Hamas.

Langkah-langkah baru ini menargetkan aset-aset portofolio investasi rahasia Hamas dan individu-individu yang telah membantu kelompok tersebut menghindari sanksi.

Washington menyatakan Hamas sebagai organisasi teroris asing pada tahun 1997. Baru-baru ini, Uni Eropa dan Inggris juga memasukkan kelompok ini ke dalam daftar kelompok teroris.

Namun sekutu Amerika belum bertindak sejauh Washington dalam memberikan sanksi kepada para pemimpin Hamas.

Di sisi lain, DPR AS berniat memisahkan anggaran bantuan darurat militer kepada rezim Zionis dari anggaran bantuan ke Ukraina dan keamanan perbatasan AS.

Michael McCall, Ketua Komite urusan Luar Negeri Dewan Perwakilan Rakyat AS, menyatakan, Kami ingin melakukan ini karena kebutuhan Israel akan bantuan ini sangat mendesak.

RUU yang dirancang Partai Republik terkait hal ini seharusnya dibahas di DPR pekan ini. RUU ini, jika disetujui, akan memberikan bantuan sebesar 14,3 miliar dolar kepada rezim Zionis dan menyediakan pasokan peralatan dari gudang senjata Amerika untuk rezim itu.

Dengan cara ini, sejalan dengan dukungan menyeluruh terhadap rezim Zionis, Amerika Serikat tidak hanya menciptakan jembatan udara untuk menyediakan segala jenis amunisi dan senjata seperti kendaraan lapis baja bagi digunakan dalam penyerangan pasukan Zionis dalam penyerangan ke Gaza, tetapi kini mereka berusaha menjatuhkan sanksi lebih banyak terhadap Hamas, sehingga menyebabkan kelompok perlawanan Palestina ini semakin lemah.

Pada saat yang sama, mengingat mayoritas Partai Republik di Dewan Perwakilan Rakyat dan pendekatan mereka mengenai perlunya mendukung rezim Zionis semaksimal mungkin, kini mereka berusaha memisahkan bantuan keuangan ke rezim Zionis dari paket bantuan darurat Biden demi mengirimkannya ke Israel secepat mungkin.

Wakil Presiden AS Kamala Harris menekankan pada hari Minggu (29/10/2023) bahwa Washington tidak bermaksud mengirim pasukan tempur ke Israel atau Gaza dan mengatakan, Amerika tidak memberi tahu Israel apa yang harus dilakukan, tetapi Amerika memberikan nasihat, peralatan, dan dukungan diplomatik kepada rezim ini.

Terlepas dari pendekatan proteksionis pemerintahan Biden terhadap Israel dan keberpihakannya dengan Israel dalam bidang menentang gencatan senjata apa pun dalam perang Gaza, tetapi fakta baru, yaitu perlawanan sengit pasukan Hamas terhadap serangan darat terbatas pasukan Zionis, telah menyebabkan Washington mengubah posisi sebelumnya

Tampaknya pukulan keras perlawanan terhadap penjajah telah menyebabkan Amerika mundur dari pendiriannya sebelumnya.

Sekaitan dengan hal ini, Penasihat Keamanan Nasional Amerika Jake Sullivan mengatakan dalam sebuah wawancara dengan CBS bahwa kami mendukung gencatan senjata sementara di Gaza untuk membebaskan para tawanan di wilayah tersebut.

Pernyataan ini dibuat, di mana sebelumnya John Kirby, Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS, mengumumkan bahwa Washington mendukung penuh segala operasi dan serangan rezim Zionis di Jalur Gaza dan tidak memberlakukan batasan atau garis merah apa pun untuk rezim ini.

John Kirby, Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS

Tentu saja, konflik perbatasan di sekitar Gaza dan pukulan keras yang dilakukan perlawanan terhadap tentara Zionis serta pengakuan rezim penjajah atas kesulitan dan kompleksitas serangan darat di Gaza berpengaruh pada perubahan sikap pemerintahan Biden.

Tampaknya seiring berjalannya waktu dan kegagalan tentara Zionis dalam mencapai tujuan yang diinginkan di Jalur Gaza, Washington akan terpaksa mengubah pendirian sebelumnya mengenai perang Gaza.(sl)

Tags