Ketegangan Turki-AS di Bawah Bayang-bayang Rudal Rusia
-
Trump dan Erdogan
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mereaksi peringatan Departemen Pertahanan Amerika Serikat Pentagon dan mengatakan, pembelian sistem rudal S-400 dari Rusia tidak ada kaitannya sama sekali dengan keamanan Amerika.
Presiden Turki mengatakan, masalah ini sama sekali tidak kaitannya dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara, NATO dan program pembelian jet tempur F-35 serta keamanan nasional Amerika, permusuhan Washington atas Turki dipicu oleh sikap Ankara di Suriah.
Erdogan menambahkan, Turki menandatangani kontrak pembelian rudal S-400 dengan Rusia berdasarkan kepentingan bersama, dan ancaman Amerika tidak akan berpengaruh apapun pada kontrak ini.
Statemen Presiden Turki soal penentangan Amerika atas pembelian rudal S-400 Rusia bisa dibaca dalam kerangka kewaspadaan dan kecurigaan Amerika terkait peningkatan kemampuan militer negara-negara kawasan bahkan sekutu dekatnya sendiri semacam Turki.
Kenyataannya, pemerintah Gedung Putih sama sekali tidak ingin memperkuat kemampuan militer atau bahkan ekonomi sekutu-sekutunya di Timur Tengah dan Eropa. Pasalnya, jika hal ini dilakukan Amerika, maka hegemoni negara ini akan menghadapi masalah serius.
Oleh karena itu pemerintah Amerika selalu mengancam Turki dengan sanksi dan tekanan yang terus meningkat. Sehubungan dengan hal ini, Pelaksana Tugas Deputi Menteri Pertahanan Amerika urusan publik, Charles E. Summers, Jr. Jumat (8/3/2019) memperingatkan Turki, jika Ankara tetap bersikeras membeli rudal S-400, maka negara itu harus siap menerima "akibat berbahaya".

Summers tidak menyebutkan detail akibat berbahaya yang muncul dari pembelian S-400 oleh Turki. Akan tetapi tidak diragukan pemerintah Amerika yang sebelumnya menganggap senjata ekonomi cukup efektif untuk menekan pemerintah Ankara, sekarang berusaha menggunakan langkah militer.
Sebagaimana diketahui, ekonomi adalah tumpuan Turki dalam hubungannya dengan Amerika dan kemungkinan besar akan terpengaruh tekanan ekonomi Amerika. Sebagai contoh, fluktuasi harga dolar di Turki yang cenderung tajam dan penurunan nila mata uang Lira Turki di hadapan mata uang Amerika ini.
Dalam beberapa bulan terakhir, penurunan nilai mata uang Turki berpengaruh besar dan menciptakan masalah pelik dalam perekonomian negara ini.
Pemerintah Amerika sebelumnya memperingatkan Turki, jika negara ini tetap membeli rudal S-400 dari Rusia, maka ia harus berhadapan dengan sanksi. Namun demikian, Ankara membandel dan bersikeras membeli rudal tersebut dengan mengabaikan ancaman sanksi Amerika.
Erdogan minggu lalu mereaksi ancaman Amerika dan kembali menegaskan tekad Ankara untuk membeli rudal S-400 dari Rusia.
Jika Turki jadi membeli S-400, maka negara ini akan menjadi sekutu strategis Rusia dan saat itulah Amerika akan kehilangan salah satu sekutu dekatnya di kawasan Timur Tengah dan dunia.
Langkah Turki ini jug akan berdampak luas, di antaranya kekuatan dan pengaruh Rusia di Timur Tengah akan meningkat, Moskow juga akan mengungguli Amerika dalam persaingan senjata, sementara korporasi senjata di Amerika akan mengalami kerugian yang tidak kecil dan hal ini menunjukkan kelemahan Amerika dalam menjaga sekutu-sekutu pentingnya di kawasan. (HS)