Pars Today
Gerakan Ansarullah Yaman mengutuk kejahatan terbaru militer Israel di Kamp Nuseirat, Jalur Gaza, dan menyebut rezim ini sebagai geng kriminal yang mengabaikan hak asasi manusia.
Pemimpin Ansarullah Yaman, Abdul-Malik Badruldeen al-Houthi dalam pidato terbarunya menyinggung kejahatan perang Israel di Gaza dengan dukungan Amerika Serikat, dan mengkritik keras klaim aneh Presiden AS, Joe Biden yang mengatakan bahwa tindakan Israel di Gaza bukan genosida.
Juru bicara Ansarullah Yaman, di akun media sosial X mengatakan, Presiden Iran, Syahid Ebrahim Raisi, hingga akhir hidupnya terus membela Palestina.
Pemimpin Ansarullah Yaman, dalam pidatonya menjelaskan tentang kebijakan Amerika Serikat, terkait Rezim Israel, baik di Gaza, maupun di dalam negeri dalam menangani demonstrasi mahasiswa.
Deputi Menteri Luar Negeri Pemerintah Penyelamatan Nasional Yaman, mengejek keluarnya kapal perang Jerman, dari Laut Merah, dan menyebutnya sebagai "langkah di jalan yang benar".
Pada Kamis (21/3)malam, Sekretaris Jenderal Gerakan Ansarullah Yaman menyatakan bahwa kebijakan pembunuhan massal warga Palestina di Gaza telah direncanakan sebelumnya dan mengatakan, “Pembantaian ini mewakili kebiadaban Zionis.”
Anggota Biro Politik Ansarullah Yaman, mengatakan, setelah agresi militer Amerika Serikat dan Inggris, Yaman terlibat perang terbuka dengan AS dan Inggris.
Jet-jet tempur Amerika Serikat (AS) dan Inggris menyerang 18 titik di 8 wilayah di Yaman. Serangan kedua negara ini ke Yaman didukung oleh 5 negara lainnya.
Juru bicara Ansarullah Yaman, merespons veto resolusi gencatan senjata Gaza, di Dewan Keamanan PBB, oleh Amerika Serikat, dan menurutnya langkah AS, adalah pengumuman perang terbuka atas seluruh masyarakat kawasan.
Salah seorang mantan pejabat Pentagon, dan CIA, mengakui bahwa penggunaan kapal selam tanpa awak oleh Ansarullah Yaman, membuktikan kemajuan kemampuan dan perubahan strategi kelompok ini.