Pejabat Zionis Mengecam Keras Pelapor Khusus PBB
-
Danny Danon dan Francesca Albanese
Pars Today - Pada saat yang sama ketika Perwakilan Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Wilayah Palestina yang Diduduki menyampaikan laporan tentang genosida yang dilakukan oleh penjajah Zionis di Gaza dengan lampu hijau dari Amerika Serikat, duta besar Israel untuk PBB menuduhnya menyampaikan laporan palsu dan bersikap anti-Semit.
Duta Besar Zionis Israel untuk PBB Danny Danon, menyerang Francesca Albanese, perwakilan khusus PBB untuk wilayah Palestina yang diduduki, menuduhnya anti-Semitisme dan memberikan laporan palsu tentang Gaza, lapor surat kabar Israel HaYom yang dikutip IRNA.
Danon, menanggapi Albanese, mengklaim bahwa rezim Israel adalah satu-satunya negara demokrasi di kawasan Asia Barat, dan berkata, "Anda membungkus narasi Hamas dengan bahasa hukum untuk melegitimasinya."
Menurutnya, Anda seorang penyihir dan laporan ini adalah buku mantra Anda. Anda mencoba memikat Israel dengan kebencian, tetapi Anda gagal.
Duta Besar Israel untuk PBB menyampaikan pernyataan ini setelah Albanese mengatakan kepada para wartawan di New York melalui konferensi video dari Cape Town, Afrika Selatan, waktu setempat hari Rabu (29/10/2025), "Perjanjian gencatan senjata tidak mencegah Israel menyerang Gaza."
Albanese, yang telah dikenai sanksi oleh AS karena melaporkan dari Gaza, mencatat bahwa penjajah Zionis telah melakukan setidaknya 125 pelanggaran gencatan senjata sejak gencatan senjata diberlakukan, menewaskan hampir 100 warga Palestina dan melukai sekitar 350 orang.
Mengenai "rencana" Presiden AS Donald Trump, Albanese mengatakan, "Siapa pun yang memiliki sedikit akal sehat akan berkata pada diri sendiri, 'Mungkinkah di tengah genosida, kita akan menyambut usulan ini yang mengabaikan hak asasi manusia atau hukum internasional?'"
Pelapor Khusus PBB untuk Hak Asasi Manusia menyatakan, "Selama Israel mempertahankan pasukannya di Gaza, genosida tidak akan berakhir."
"Tidak mengherankan bahwa Israel kembali menyerang Gaza meskipun ada gencatan senjata yang ditengahi AS," imbuh Albanese.
Pelapor khusus PBB ini mengatakan bahwa anggota PBB telah mengabaikan genosida Israel selama dua tahun terakhir sementara pengadilan internasional telah mencoba mengendalikan pemerintahan sayap kanan Benjamin Netanyahu.
Albanese mengingatkan bahwa Mahkamah Internasional telah mendesak Israel untuk mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza, menyatakan pendudukan wilayah Palestina ilegal, menuntut penarikan pasukan militer Israel dari Gaza, dan pembongkaran permukiman Yahudi di Tepi Barat.
Albanese menekankan bahwa ini adalah garis merah, tetapi negara-negara Barat terus melakukan lelucon ini.(sl)