Transformasi Asia Barat, 8 Juli 2023
Ada sejumlah hal penting terkait transformasi di Asia Barat selama sepekan lalu, termasuk kelanjutan serangan militer rezim Zionis Isreal ke Jenin, Tepi Barat.
Agresi militer rezim Zionis Israel ke Jenin, Tepi Barat berakhir setelah 2 hari serangan, namun para pejabat Tel Aviv mengaku bahwa invasi militer ini hampir tidak menghasilkan apapun.
Serangan menyeluruh dari darat dan udara oleh pasukan rezim Zionis di Jenin, yang dimulai pada Senin (3/7/2023) pagi, berakhir pada Selasa malam.
Tujuan operasi militer rezim Zionis ini adalah untuk menghancurkan markas besar kelompok-kelompok perlawanan Palestina dan menghancurkan tempat produksi roket dan senjata di kamp Jenin, namun setelah dua hari serangan, tentara Israel akhirnya ditarik mundur tanpa pencapaian apapun.
Jenin disebut sebagai tempat kelahiran dan ibu kota perlawanan Palestina. Selama setahun terakhir, kelompok-kelompok perlawanan Palestina, khususnya Jihad Islam, berusaha meningkatkan gerakan anti-Zionis di Jenin.
Menurut laporan the Jerusalem Post, Jihad Islam Palestina sedang berusaha memperluas wilayah pengaruh dan ancamannya terhadap Israel dari Jalur Gaza ke Tepi Barat dan menambahkan Jenin ke front lain operasinya untuk melawan Israel. Front perlawanan yang telah ada adalah di Gaza, Lebanon Selatan, dan daerah-daerah perbatasan Golan di Suriah.
Penyebab utama dari upaya perlawanan Palestina ini adalah terbentuknya kabinet Perdana Menteri rezim Zionis Benjamin Netanyahu yang ekstrem, dan meningkatnya kekerasan dan pembunuhan terhadap rakyat Palestina.
Kabinet baru Israel yang ekstrem dan sedang menghadapi krisis internal ini, memasukkan perang dan konflik terhadap Palestina ke dalam agenda mereka.
Rabi' Amin, seorang peneliti Palestina, mengatakan, serangan militer rezim Zionis baru-baru ini di kamp Jenin membuktikan teori bahwa Tel Aviv --untuk melarikan diri dari ketidakamanan yang meluas, dan menghadapi tumbuhnya kekuatan perlawanan, serta untuk menunjukkan kemampuan yang diklaimnya-- tidak memiliki solusi yang lebih baik daripada perang.
Kebijakan rezim Zionis dari satu perang ke perang lain untuk menutupi kelemahan dan ketidakmampuannya dalam menangani krisis internal telah menjadi strategi kabinet Netanyahu selama berbulan-bulan. Pada dasarnya, kabinet Netanyahu lahir dari krisis, dan kinerjanya pun hanya untuk menciptakan krisis.
Operasi militer terhadap Jenin hampir tidak menghasilkan apa-apa bagi kabinet Netanyahu. Media Israel juga mengakui hal ini. Yedioth Ahronoth menulis bahwa kekuatan dan kemampuan perlawanan Palestina di kamp Jenin telah mengejutkan tentara Israel, dan tampaknya Jihad Islam telah banyak berinvestasi untuk memperkuat infrastruktur perlawanan di daerah ini.
Menurut Yedioth Ahronoth, dari analisis pencapaian invasi habis-habisan ke Jenin menunjukkan bahwa operasi militer Israel ini tidak akan mengarah pada perubahan strategis di Jenin. Operasi militer ini hanya sebuah "pertunjukan" dan tidak lebih dari "pil penghilang rasa sakit" bagi para pemukim Zionis, yaitu obat penghilang rasa sakit bagi pasien yang sudah putus asa untuk diobati oleh semua orang.
Surat kabar Zionis, Haaretz juga memperingatkan Israel tentang konsekuensi dari serangan militer ke Jenin. Haaretz menulis, operasi militer di Jenin dan gambar-gambar situasinya yang dipublikasikan media menunjukkan tanda bahwa generasi baru Palestina akan bangkit, dan mereka tidak akan membayangkan apa pun di benaknya kecuali perlawanan untuk diri mereka sendiri dan perlawanan terhadap penjajah serta perlawanan untuk mencapai kemerdekaan.
Bedasarkan laporan dan analisis tersebut, dapat dikatakan bahwa operasi militer ke Jenin tidak akan mampu mengakhiri krisis internal rezim Zionis, bahkan akan mendorong meningkatnya ancaman luar terhadap rezim ilegal ini.
Serangan ke Kamp Jenin, Operasi Terbesar Militer Israel sejak 2002 di Jenin
Militer rezim Zionis Israel melancarkan serangan besar-besaran ke kota dan kamp Jenin sejak Senin pagi, 3 Juli 2023.
Dalam serangan ini, Israel mengerahkan 150 kendaraan lapis baja, 1000 pasukan khusus, pasukan tentara dan intelijen, polisi, dan pasukan penjaga perbatasan.
Jet-jet tempur militer Israel pada hari Selasa (4/7/2023) menyerang berbagai daerah di kota Jenin dan kamp Jenin yang terletak di Tepi Barat selama dua hari berturut-turut.
Agresi ini telah menyebabkan setidaknya 10 warga Palestina gugur syahid, dan lebih dari 100 lainnya terluka. 3000 warga Palestina di Jenin juga dipaksa mengungsi. Jumlah syuhada dan korban terluka serta terlantar diperkirakan akan meningkat seiring dengan berlanjutnya serangan.
Pasukan Israel menyerang penduduk Jenin dari darat dan udara. Mereka juga menggunakan bom gas dan gas air mata untuk memaksa warga Jenin meninggalkan rumah-rumah mereka.
Sebelumnya, reporter RT melaporkan bahwa kamp Jenin menyaksikan eksodus paksa dan massal keluarga-keluarga Palestina .Lebih dari 500 keluarga telah meninggalkan kamp tersebut secara terpaksa.
Menurut Mohammad Jarrar, Wali Kota Jenin, tentara Zionis telah dengan sengaja menghancurkan rumah-rumah warga Palestina di kamp Jenin dan membuat sejumlah besar penduduk di daerah ini mengungsi.
Pejabat-pejabat kota Jenin mengatakan bahwa kehancuran yang disebabkan oleh tindakan tentara Zionis di kamp Jenin mirip dengan kehancuran akibat gempa bumi.
Menurut mereka, pasukan Zionis telah gagal menghadapi kekuatan perlawanan Jenin dan karena alasan ini, mereka melakukan pembunuhan, perusakan dan penghancuran infrastruktur di daerah ini.
Mereka tidak memiliki daftar daerah di mana pasukan perlawanan berada, sehingga mereka mulai merusak jaringan listrik, tangki-tangki dan tandon air di atap rumah dengan membabi buta.
Militer Israel juga menghalangi pengiriman kebutuhan dasar untuk 19.000 warga Palestina di kamp Jenin, yang di antaranya banyak yang sakit dan lanjut usia.
Staf-staf Doctors Without Borders (Medecins Sans Frontieres/MSF) di Jenin mengungkap kepalsuan klaim otoritas Zionis bahwa tentara Israel hanya menargetkan infrastruktur militer di kamp Jenin.
Jovana Arsenijevic, koordinator operasi MSF di Jenin mengatakan, Buldoser militer Israel menghancurkan jalan menuju kamp Jenin sehingga menghalangi ambulans masuk ke kamp tersebut untuk menolong pasien dan korban serangan Israel.
Dia menambahkan, meski banyak pasien di kamp Jenin, namun semua jalan menuju ke sana ditutup, dan ambulans menghadapi masalah, sementara para pasien ini sangat membutuhkan perawatan kesehatan segera.
Menurut direktur Bulan Sabit Merah Palestina, situasi kemanusiaan di kamp Jenin sangat buruk, dan penduduk Jenin membutuhkan obat-obatan, air, dan makanan, tetapi penjajah mencegah aktivitas penyelamat dan staf Bulan Sabit Merah untuk mengakses ke sana.
Sejumlah wartawan yang sedang meliput peristiwa di kamp Jenin melaporkan bahwa tentara Israel menembak ke arah mereka dengan menggunakan peluru tajam.
Ini bukan pertama kalinya tentara Israel menyerang jurnalis. Musim semi lalu, Shireen Abu Akleh, seorang reporter Palestina-Amerika untuk Aljazeera, gugur diterjang peluru langsung dari tentara Israel di kamp Jenin. Sejak tahun 2000, setidaknya 45 jurnalis telah dibunuh oleh penjajah Palestina.
Serangan saat ini di kamp pengungsi Jenin adalah serangan terbesar militer Israel di kamp ini sejak tahun 2002 dan bersamaan dengan intifada Palestina kedua.
Pada bulan April 2002, Israel melancarkan operasi yang disebut sebagai "Tembok Pertahanan" terhadap kamp Jenin, di mana 455 rumah hancur total, dan 800 rumah hancur sebagian, serta 58 penduduk kamp, yang kebanyakan bukan anggota perlawanan, juga gugur syahid. Di sisi lain, 50 tentara Israel tewas dan puluhan lainnya terluka selama agresi ini.
Serangan besar-besaran militer Zionis ke Jenin bukanlah hal baru, dan sudah terjadi berkali-kali pada masa lalu, namun yang berubah sekarang adalah peningkatan kekuatan dan kemampuan pertahanan kelompok-kelompok perlawanan di Palestina di satu sisi, dan peningkatan hubungan dan solidaritas antara sisi-sisi poros perlawanan di kawasan, di sisi lain. Hal ini bermakna bahwa jika kelompok-kelompok perlawanan memutuskan untuk campur tangan, maka semua perhitungan Israel akan hancur.
Hal lain yang patut diperhatikan adalah bahwa serangan besar-besaran ke Jenin dilakukan dengan memanfaatkan situasi ketika publik fokus dengan kerusuhan di Prancis dan pelecehan al-Quran di Swedia. Israel berusaha semaksimal mungkin memanfaatkan kondisi yang ada guna melancarkan operasi di Jenin.
Tindakan rezim Zionis ini juga mengungkap adanya peran rezim ilegal ini terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi di Swedia dan tempat lainnya.
Perlawanan di Jenin, Ancaman Terbesar Israel di Tepi Barat
Militer rezim Zionis Israel melancarkan serangan baru dari darat dan udara terhadap Jenin pada Senin pagi, 3 Juli 2023. Serangan ini merupakan kejahatan baru terhadap rakyat Palestina.
Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan bahwa serangan rezim Zionis di Jenin yang berlangsung kurang dari 10 jam telah menyebabkan 7 warga Palestina gugur syahid.
Menurut laporan media rezim Zionis, lebih dari seribu tentara Israel dikerahkan dalam operasi serangan di Jenin, Tepi Barat. Laporan ini dirilis delapan jam setelah dimulainya serangan komprehensif darat dan udara di Jenin.
Tujuan utama serangan habis-habisan rezim Zionis di Jenin adalah untuk mencerabut akar perlawanan yang meluas di kota ini, yang bahkan menurut beberapa media, perlawanan seperti sekarang belum terlihat sejak intifada kedua hingga hari ini.
Kamp Jenin yang terletak di sebelah barat kota Jenin, sebelah utara Tepi Barat, telah menjadi mimpi buruk bagi para pejabat rezim Zionis akhir-akhir ini.
Jenin sedang berubah menjadi pusat perlawanan bersenjata dan menjadi Jalur Gaza lainnya di utara Tepi Barat. Dapat dikatakan bahwa tidak ada tempat di Tepi Barat yang rentan terhadap operasi militer bersenjata melawan pasukan Zionis seperti Jenin.
Di kalangan kelompok-kelompok Palestina, Jenin telah lama dikenal sebagai asal muasal "perlawanan". Jenin dianggap sebagai pusat kekuatan kelompok-kelompok seperti Hamas, Jihad Islam, Brigade Shuhada al-Aqsa dan kelompok-kelompok Palestina lainnya.
Dalam beberapa bulan terakhir, Jenin kembali menjadi pusat perlawanan terhadap rezim Zionis. Terbentuknya kabinet rasis dan ekstrim rezim Zionis yang dipimpin oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di wilayah pendudukan juga menjadi alasan aktifnya perlawanan di Jenin.
Bersamaan dengan terbentuknya kabinet Netanyahu, kelompok bersenjata "Brigade Jenin" mengumumkan pada Februari tahun lalu bahwa tidak ada lagi Zionis yang aman, dan semuanya akan berada di bawah serangan para pemuda Brigade Jenin.
Baru-baru ini, militer Zionis meninggalkan Jenin ketika dikepung oleh para pejuang Palestina selama 10 jam, dan rezim Zionis terpaksa menggunakan helikopter militer untuk mengatasinya dan mematahkan pengepungan itu. Penggunaan helikopter ini dilakukan setelah selama 20 tahun konflik.
Davoud Shahab, Kepala Kantor Informasi Jihad Islam Palestina, dalam wawancara dengan Iranpress, mengatakan, serangan ke kamp Jenin direncanakan untuk menarget pusat perlawanan bersenjata Palestina di Tepi Barat, tetapi Jenin adalah pusat kehormatan, kemuliaan dan patriotisme warga Palestina.
Kejahatan-kejahatan rezim Zionis di Jenin tidak dibiarkan saja, namun mendapat tanggapan dan peringatan dari kelompok-kelompok perlawanan.
Batalion Jenin yang berafiliasi dengan Saraya al-Quds mengumumkan bahwa mereka menembak jatuh dan menyita drone kecil rezim Zionis yang terbang di zona udara kota Jenin, dan ini adalah drone kedua yang ditembak jatuh oleh pasukan perlawanan dalam pertempuran ini. Batalion Jenin juga menekankan dalam pernyataannya bahwa pertempuran "Kemarahan Jenin" terus berlanjut.
Mohammad Hamadeh, juru bicara Hamas di kota al-Quds, memuji para pejuang dan pahlawan Jenin yang berperang melawan musuh dengan semangat tinggi. Dia menegaskan bahwa penjajah kamp Jenin akan kalah, seperti yang mereka alami dalam agresi mereka pada tahun 2002, yakni selama intifada al-Aqsa.
Pengamat meyakini bahwa kamp Jenin telah menjadi ancaman terbesar bagi rezim Zionis di Tepi Barat dan bahwa konflik besar dapat terjadi kapan saja.
Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei dalam pertemuannya baru-baru ini dengan Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh menyatakan bahwa kasus Jenin baru-baru ini adalah contoh nyata dari tahap baru Palestina dan kabar mengenai kemenangan penuh.
Kekuatan Udara Hizbullah Meningkat, Mimpi Buruk bagi Pejabat Israel
Kekuatan udara Gerakan Muqawama Islam Lebanon, Hizbullah meningkat dan membuat rezim Zionis Israel semakin khawatir. Kekhawatiran ini semakin bertambah seiring meningkatnya kekuatan kelompok-kelompok di Palestina.
Menurut surat kabar berbahasa Ibrani Maariv, penyelidikan lingkaran militer rezim Zionis menunjukkan bahwa kemampuan udara Hizbullah, terutama di sektor drone, telah meningkat untuk melawan Angkatan Udara Israel.
Kalangan militer Zionis mengakui bahwa kekuatan pertahanan udara Hizbullah Lebanon mengalami perubahan besar dalam lima tahun terakhir, yang dapat menguarangi jarak antara kekuatan gerakan ini dengan kekuatan udara Israel.
Keputusan Hizbullah Lebanon untuk mengaktifkan sistem pertahanan udara SA-8, SA-22 merupakan perubahan strategis mendasar dari Hizbullah, seakan-akan pasukan Hizbullah berusaha membatasi aktivitas Angkatan Udara Israel, bahkan selama jam-jam gencatan senjata.
Pada tahun 2019, Hizbullah menarget pesawat tak berawak Israel, Hermes 450 dengan rudal SAM-8 sebagai tanggapan atas serangan drone rezim Zionis ini di pinggiran selatan Beirut. Bagi Israel, tindakan ini adalah awal ancaman Hizbullah untuk menembak jatuh semua pesawat tak berawak Israel yang masuk ke zona udara Lebanon.
Sebelumnya, seorang mayor jenderal cadangan di tentara Zionis mengungkapkan keprihatinan tentang kekuatan militer Hizbullah. Menurutnya, pasukan dan rudal Hizbullah mampu mencapai bagian mana pun dari wilayah Palestina pendudukan (Israel).
Amiram Levin, pensiunan pasukan Zionis yang bekerja untuk Mossad mengatakan, Hizbullah dapat menargetkan daerah yang sangat luas dan padat penduduk dengan puluhan ribu rudal.
Media rezim Zionis menyebut rudal-rudal akurasi Hizbullah sebagai pengganggu tidur para pejabat keamanan dan militer Israel.
Baru-baru ini, Hizbullah Lebanon juga berhasil menembak jatuh drone mata-mata rezim Zionis, yang telah memasuki wilayah Lebanon dari arah pemukiman Zionis, Zareit di utara Palestina yang diduduki.
Gambar-gambar yang diterbitkan dari operasi ini menunjukkan bahwa pasukan Zionis berusaha mendapatkan kembali kendali atas drone R-Copter 1000, tetapi gagal melakukannya. Drone ini dilengkapi dengan dua kamera berkualitas tinggi.
Sebelumnya dan dalam beberapa tahun terakhir, Hizbullah telah memperingatkan rezim Zionis bahwa mereka tidak akan lagi tinggal diam menghadapi pelanggaran wilayah udaranya oleh drone-drone Israel.
Setelah meletusnya konflik atas ladang gas Lebanon, yang akan dieksploitasi secara sepihak oleh rezim Zionis, Hizbullah mengirim tiga drone di atas ladang gas untuk menjalankan misi yang dinyatakan berhasil.
Rezim Zionis gagal mendidentifikasi dan menghancukan ketiga drone tersebut sebelum menjalankan misi-misinya. Ini merupakan ajang untuk memamerkan kekuatan drone Hizbullah.
Rezim Zionis berupaya agar Hizbullah tidak dapat memaksakan perimbangan deterensinya sehingga militer Israel bebas melanjutkan kegiatan spionasenya di wilayah Lebanon, namun kini keadaan telah berubah, rezim Zionis tidak menjadi takut jika melancarkan spionase ke wilayah Lebanon dan khawatir akan masuk ke dalam penyergapan Hizbullah.
Hizbullah Lebanon telah mampu menggariskan perimbangan baru dalam pertempuran udara yang mementahkan kemampuan rezim Zionis untuk menyusup ke wilayah udara Lebanon. Para pejabat keamanan dan militer Israel sendiri telah mengakui kemampuan Hizbullah ini.
Pengamat dan analis militer dan politik meyakini bahwa Hizbullah telah berhasil menggambar perimbangan baru dalam pertempuran udara dalam beberapa tahun terakhir, dengan tujuan untuk mencegah rezim Zionis menyusup ke wilayah udara Lebanon. Kemampuan Hizbullah ini membuat para pejabat Tel Aviv makin khawatir.
Yang menambah kekhawatiran rezim Zionis adalah pencapaian kelompok-kelompok Perlawanan Palestina di sektor kekuatan anti-drone dan pertahanan udara. Insinyur kelompok-kelompok Perlawanan Palestina telah berhasil mengembangkan model peluru kendali Strela-2 yang diluncurkan dari pundak. Mereka juga telah sukses mengujinya.
Strela-2 adalah sistem misil permukaan-ke-udara dengan ketinggian rendah (antara 500 dan 1500 meter), yang diluncurkan dari pundak. Sistem ini memiliki hulu ledak berdaya tinggi dan sistem panduan inframerah pasif.
Strela-2 memainkan peran sentral dalam Perang Vietnam melawan militer Amerika Serikat (AS). Strela-2 berhasil menembak jatuh lebih dari tiga ribu helikopter Amerika pada perang tersebut.
Setelah Perang Pedang al-Quds (Saif al-Quds) pada Mei 2021, kelompok-kelompok perlawanan Palestina mengintensifkan upayanya untuk mengembangkan rudal anti-udara guna mengurangi risiko seranga jet-jet tempur Israel. Kini mereka telah berhasil meraihnya.
Pengembangan senjata-senjata seperti Strela-2 menjadi kendala bagi terbangnya drone dan jet-jet tempur Israel secara sembarangan di atas Jalur Gaza. Sejak 2014, kelompok-kelompok perlawanan Palestina menggunakan senjata anti-pesawat 14,5 mm, sehingga helikopter Israel tidak lagi berani mendekati Gaza.
Pada akhirnya, zona udara Gaza tidak aman lagi bagi pesawat, drone dan jet tempur Israel, dan berubah menjadi tempat yang berbahaya bagi segala bentuk pesawat rezim Zionis.
Perkembangan kekuatan Hizbullah dan kelompok-kelompok perlawanan Palestina menunjukkan bahwa dengan berlalunya waktu, monopoli kekuatan udara rezim Zionis terpatahkan, dan hari demi hari, mereka meningkatkan dan memperkuat daya tangkalnya di medan udara, darat dan laut.
Perkembangan kekuatan poros perlawanan di Asia Barat menjadi mimpi buruk bagi para pejabat Israel. Mereka sudah tidak bisa lagi tidur dengan nyenyak, dan kekalahan akan terus membayanginya.
80 Persen Warga Palestina Dukung Muqawama
Hasil jajak pendapat Pusat Riset Keamanan Internal Israel menunjukkan dukungan mayoritas warga Palestina terhadap operasi bersenjata muqawama melawan rezim penjajah.
Zionis setiap hari menyerang berbagai wilayah Palestina dan membunuh, melukai atau menangkap warga tertindas ini untuk memajukan ambisi ekspansionisnya. Sementara itu, bangsa Palestina membalas kejahatan ini dengan melancarkan operasi anti-Zionis.
Untuk alasan ini, kondisi hari-hari ini di wilayah pendudukan, terutama di Tepi Barat, sangat istimewa, dan para pejuang Palestina menanggapi kejahatan Zionis yang tak terhitung jumlahnya dengan cara apa pun, dan ini telah menciptakan kondisi khusus bagi Zionis, sang penjajah.
Seperti dilaporkan MNA, Pusat Riset Keamanan Internal Israel dalam sebuah risetnya menyatakan, 80 persen rakyat Palestina menentang langkah Otorita Ramallah melucuti senjata muqawama, dan mereka mendukung pembentukan berbagai kelompok pejuang seperti Arin al-Usud.
Masih menurut hasil riset Pusat Riset Keamanan Internal Israel, masyarakat Palestina telah muak dengan kinerja Otorita Ramallah dan menganggapnya sebagai mainan Tel Aviv untuk melanjutkan pendudukan.
Pusat Riset Keamanan Internal Israel dalam risetnya mencapai kesimpulan bahwa pengalaman bersejarah menunjukkan perjuangan bangsa Palestina bukan karena faktor ekonomi, tapi karena agama dan nasionalisme.
Hasil riset ini menambahkan, popularitas dan legalitas Otorita Ramallah pimpinan Mahmoud Abbas (Abu Mazen) di mata rakyat Palestina mencapai titik paling rendah, dan mayoritas rakyat Palestina menilai Otorita Ramallah sebagai beban di pundak bangsa Palestina.
Sejak kesepakatan Oslo tahun 1993 terjalin koordinasi keamanan antara Otorita Ramallah dan rezim Zionis, dan pemerintahan pimpinan Mahmoud Abbas ini memain peran besar dalam menangkap warga Palestina selama tahun-tahun ini.
Reaksi Pembakaran Al Quran, Mufti Oman Serukan Aksi Boikot Produk Swedia
Menanggapi penistaan Al-Quran di Swedia, Mufti Oman menyerukan pemboikotan barang-barang Swedia.
Pada Rabu malam, 28 Juni, seorang warga Swedia bernama Salwan Momika berusia 37 tahun, merobek salinan Al-Quran dan membakarnya di dekat masjid pusat kota Stockholm.
Momika melakukan kejahatan ini setelah polisi Swedoa mengeluarkan izin untuk menggelar demonstrasi anti-Islam.
Menurut situs berita Al-Khaleej Online, Sheikh Ahmed bin Hamad Al-Khalili, Mufti Oman hari Senin (2/7/2023) menanggapi penistaan Al-Quran di Swedia, dengan mengatakan bahwa umat Islam di dunia Timur dan Barat harus menghadapi kejahatan ini.
"Aksi bersama yang harus dilakukan adalah memboikot sepenuhnya produk-produk Swedia," ujar Mufti Oman.
Mufti Oman meminta umat Islam dunia untuk memboikot barang-barang Swedia.
Mufti Oman juga menyerukan kepada semua pihak di dunia Islam, baik pemerintah, institusi atau Muslim manapun yang memiliki transaksi komersial dan keuangan dengan Swedia, untuk membatalkan transaksi tersebut.
Beberapa negara Islam lainnya, termasuk Pakistan, Turki dan Yaman, juga menyerukan pemboikotan barang-barang Swedia bersamaan dengan kecaman terhadap tindakan jahat pembakaran Alquran di Swedia.
Lagi, Rezim Zionis Lancarkan Serangan Udara ke Suriah
Pertahanan udara tentara Suriah mengumumkan keberhasilannya menahan serangan terbaru rezim Zionis di kota Homs.
Selama beberapa tahun terakhir, rezim Israel telah berulang kali menyerang Damaskus dan berbagai wilayah Suriah, yang sebagian berhasil dipukul mundur oleh intersepsi pertahanan udara Suriah.
Kantor berita resmi Suriah (SANA) hari Minggu (2/7/2023) melaporkan terjadinya ledakan besar terdengar di langit Homs dan Tartus di Suriah dan mencapai Ramallah di Tepi Barat.
Bersamaan dengan serangan udara jet-jet tempur rezim Zionis di kota Homs, pertahanan udara tentara Suriah berhasil menangkal serangan rudal musuh.
Avichay Adraee, Juru Bicara Rezim Zionis mengatakan dirinya mendengar suara ledakan keras beberapa saat yang lalu setelah rudal pertahanan Suriah ditembakkan ke arah Israel, yang meledak di udara.
Media rezim Zionis mengumumkan bahwa rudal pertahanan udara Suriah berhasil mengejar pesawat Israel di dalam perbatasan Palestina Pendudukan.
Serangan udara rezim Israel terjadi pada saat pemerintah Suriah telah mengirim surat kepada Sekjen dan Dewan Keamanan PBB untuk mengutuk serangan ini dan meminta mereka menghentikannya.
Pejuang Palestina Tembak Jatuh Drone Militer Israel
Pasukan perlawanan Palestina menembak jatuh pesawat tak berawak Israel di kamp Jenin.
Menurut kantor berita Palestina, Shahab, drone rezim Zionis hari Minggu (2/7/2023) ditembak jatuh oleh Batalion Jenin yang berafiliasi dengan Saraya al-Quds.
Pasukan perlawanan tidak menyebutkan jenis drone yang berhasil ditembak tersebut.
Kelompok bersenjata Palestina di Tepi Barat kian hari semakin menunjukkan kekuatannnya menghadapi pasukan rezim Zionis.
Mereka telah berulang kali menembak jatuh sejumlah drone mata-mata Israel selama serangan terhadap pemukiman Palestina dan mencegah gerak maju tentara Zionis.
Liga Arab: Aksi Jahat Israel di Jenin Harus Dihentikan
Sekjen Liga Arab seraya mengecam kejahatan Israel di kota dan kamp Jenin, di Tepi Barat, menuntut intervensi komunitas internasional untuk menghentikan kejahatan ini serta menghentikan operasi keji dan jahat Tel Aviv.
Kemarin malam, drone Israel menyerang rumah warga Palestina dan masjid di kota dan kamp Jenin. Militer Zionis juga menyerbu kota ini dari berbagai sisi, tapi mendapat perlawanan dari pejuang Palestina.
Menurut laporan laman El-Nasra Senin (3/7/2023), menyusul serangan ini, Sekjen Liga Arab Ahmed Aboul Gheit di akun Twitternya menulis, " Membombardir kota dan kamp dengan jet tempur dan menghancurkan rumah dan jalan dengan buldoser adalah hukuman kolektif yang akan mengarah pada eskalasi konflik dan tidak akan menguntungkan rezim ini."
"Kami meminta pendukung perdamaian di dunia untuk secepatnya melakukan intervensi dan menghentikan aksi-aksi keji dan jahat ini," papar Aboul Gheit.
Menurut berbagai media, serangan militer Zionis ke kota dan kamp Jenin di Tepi Barat dilakukan dengan lampu hijau Amerika Serikat.
Menurut keterangan Depkes Palestina, jumlah syuhada dalam serangan udara dan darat militer Zionis ke kota dan kamp Jenin sampai saat ini mencapai delapan orang, dan 50 orang lainnya mengalami luka-luka.
Qatar Minta Komunitas Internasional Hentikan Serangan Zionis ke Jenin
Qatar Senin (3/7/2023) merespon serangan militer Israel ke kota dan kamp Jenin di utara Tepi Barat, dan meminta komunitas internasional untuk menghentikan aksi brutal ini.
Militer Israel Senin (3/7/2023) menyerang kota Jenin di utara Tepi Barat dari darat dan udara yang sampai saat ini telah menggugurkan delapan warga Palestina dan melukai sekitar 50 orang lainnya.
Menurut laporan Aljazeera, menyusul serangan brutal ini, Deplu Qatar seraya merilis statemen menilai serangan militer Zionis ke Jenin dan kamp di kota yang terletak di utara Tepi Barat sebagai rangkaian baru dari serial agresi penjajah dan kejahatan mengerikannya terhadap rakyat Palestina. Deplu Qatar dalam statemennya juga mengutuk aksi ini.
Deplu Qatar dalam statemennya menekankan pentingnya tindakan segera komunitas internasional untuk mendukung bangsa Palestina dan memaksa Israel menghentikan aksinya yang melanggar hukum internasional. Deplu Qatar juga menyatakan sikap konsisten negara tersebut untuk mendukung perjuangan Palestina dan hak sah bangsa Palestina.
Hak bangsa tertindas Palestina telah diinjak-injak Zionis selama lebih dari 70 tahun. Rezim ilegal ini selama kurun waktu tersebut, melakukan kejahatan paling sadis terhadap rakyat Palestina.
Quadcopter Keempat Rezim Zionis Ditembak Jatuh di Jenin
Media Palestina melaporkan jatuhnya quadcopter keempat rezim Zionis di Jenin
Agresi masif rezim Zionis di Jenin dimulai pada Senin pagi dan berlanjut hingga kini.
Serangan tersebut mengakibatkan sedikitnya 11 orang gugur dan 100 orang luka-luka, serta 20 di antaranya dilaporkan dalam kondisi serius.
Situs Palestina, Shahab melaporkan, Kataib Jenin, sayap militer gerakan Jihad Islam, Saraya Al-Quds dalam sebuah pernyataan hari Selasa mengumumkan pejuang perlawanan Palestina berhasil menembak jatuh quadcopter lain rezim Zionis.
Ini adalah quadcopter keempat rezim Zionis yang ditembak jatuh sejak awal pertempuran di Jenin.
Pada hari Senin, pada hari pertama serangan militer Israel di Jenin, kelompok perlawanan Batalion Jenin mengumumkan bahwa mereka telah memburu dan menembak jatuh tiga quadcopter rezim Zionis.
Belasan Warga Palestina Gugur dalam Serangan Israel ke Jenin
Jet-jet tempur militer rezim Zionis Israel menyerang rumah warga Palestina dan target-terget tertentu di kamp Jenin, Tepi Barat pada Selasa pagi, 4 Juli 2023.
Invasi militer Israel yang telah memasuki hari kedua ini telah merenggut nyawa 11 warga Palestina dan melukai 100 lainnya.
Menurut Shehabnews, suara ledakan keras terdengar di Jenin, dan asap mengepul ke udara di lokasi serangan udara militer rezim Zionis.
Serangan ini dilakukan bersamaan dengan intensifikasi konflik antara pasukan perlawanan Palestina dan tentara rezim Zionis.
Sebelumnya, pada hari Senin, rezim Zionis menyerbu kota dan kamp Jenin di Tepi Barat yang memicu bentrokan dengan orang-orang Palestina.
Dalam serangan ini, Israel mengerahkan 150 kendaraan lapis baja, 1000 pasukan khusus, pasukan tentara dan intelijen, polisi, dan pasukan penjaga perbatasan.
Jet-jet tempur militer Israel pada hari Selasa (4/7/2023) menyerang berbagai daerah di kota Jenin dan kamp Jenin yang terletak di Tepi Barat selama dua hari berturut-turut.
3000 warga Palestina di Jenin juga dipaksa mengungsi. Jumlah syuhada dan korban terluka serta terlantar diperkirakan akan meningkat seiring dengan berlanjutnya serangan.
Pasukan Israel menyerang penduduk Jenin dari darat dan udara. Mereka juga menggunakan bom gas dan gas air mata untuk memaksa warga Jenin meninggalkan rumah-rumah mereka.
Sebelumnya, reporter RT melaporkan bahwa kamp Jenin menyaksikan eksodus paksa dan massal keluarga-keluarga Palestina .Lebih dari 500 keluarga telah meninggalkan kamp tersebut secara terpaksa.
Menurut Mohammad Jarrar, Wali Kota Jenin, tentara Zionis telah dengan sengaja menghancurkan rumah-rumah warga Palestina di kamp Jenin dan membuat sejumlah besar penduduk di daerah ini mengungsi.
Pejabat-pejabat kota Jenin mengatakan bahwa kehancuran yang disebabkan oleh tindakan tentara Zionis di kamp Jenin mirip dengan kehancuran akibat gempa bumi.
Menurut mereka, pasukan Zionis telah gagal menghadapi kekuatan perlawanan Jenin dan karena alasan ini, mereka melakukan pembunuhan, perusakan dan penghancuran infrastruktur di daerah ini.
Mereka tidak memiliki daftar daerah di mana pasukan perlawanan berada, sehingga mereka mulai merusak jaringan listrik, tangki-tangki dan tandon air di atap rumah dengan membabi buta.
Militer Israel juga menghalangi pengiriman kebutuhan dasar untuk 19.000 warga Palestina di kamp Jenin, yang di antaranya banyak yang sakit dan lanjut usia.
Staf-staf Doctors Without Borders (Medecins Sans Frontieres/MSF) di Jenin mengungkap kepalsuan klaim otoritas Zionis bahwa tentara Israel hanya menargetkan infrastruktur militer di kamp Jenin.
Jovana Arsenijevic, koordinator operasi MSF di Jenin mengatakan, Buldoser militer Israel menghancurkan jalan menuju kamp Jenin sehingga menghalangi ambulans masuk ke kamp tersebut untuk menolong pasien dan korban serangan Israel.
Dia menambahkan, meski banyak pasien di kamp Jenin, namun semua jalan menuju ke sana ditutup, dan ambulans menghadapi masalah, sementara para pasien ini sangat membutuhkan perawatan kesehatan segera.
Menurut direktur Bulan Sabit Merah Palestina, situasi kemanusiaan di kamp Jenin sangat buruk, dan penduduk Jenin membutuhkan obat-obatan, air, dan makanan, tetapi penjajah mencegah aktivitas penyelamat dan staf Bulan Sabit Merah untuk mengakses ke sana.
Sejumlah wartawan yang sedang meliput peristiwa di kamp Jenin melaporkan bahwa tentara Israel menembak ke arah mereka dengan menggunakan peluru tajam.
Ini bukan pertama kalinya tentara Israel menyerang jurnalis. Musim semi lalu, Shireen Abu Akleh, seorang reporter Palestina-Amerika untuk Aljazeera, gugur diterjang peluru langsung dari tentara Israel di kamp Jenin. Sejak tahun 2000, setidaknya 45 jurnalis telah dibunuh oleh penjajah Palestina.
Serangan saat ini di kamp pengungsi Jenin adalah serangan terbesar militer Israel di kamp ini sejak tahun 2002 dan bersamaan dengan intifada Palestina kedua.
Pada bulan April 2002, Israel melancarkan operasi yang disebut sebagai "Tembok Pertahanan" terhadap kamp Jenin, di mana 455 rumah hancur total, dan 800 rumah hancur sebagian, serta 58 penduduk kamp, yang kebanyakan bukan anggota perlawanan, juga gugur syahid. Di sisi lain, 50 tentara Israel tewas dan puluhan lainnya terluka selama agresi ini.
Serangan besar-besaran militer Zionis ke Jenin bukanlah hal baru, dan sudah terjadi berkali-kali pada masa lalu, namun yang berubah sekarang adalah peningkatan kekuatan dan kemampuan pertahanan kelompok-kelompok perlawanan di Palestina di satu sisi, dan peningkatan hubungan dan solidaritas antara sisi-sisi poros perlawanan di kawasan, di sisi lain. Hal ini bermakna bahwa jika kelompok-kelompok perlawanan memutuskan untuk campur tangan, maka semua perhitungan Israel akan hancur.
Hal lain yang patut diperhatikan adalah bahwa serangan besar-besaran ke Jenin dilakukan dengan memanfaatkan situasi ketika publik fokus dengan kerusuhan di Prancis dan pelecehan al-Quran di Swedia. Israel berusaha semaksimal mungkin memanfaatkan kondisi yang ada guna melancarkan operasi di Jenin.
Tindakan rezim Zionis ini juga mengungkap adanya peran rezim ilegal ini terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi di Swedia dan tempat lainnya.
Arab Saudi Kutuk Kejahatan Terbaru Rezim Zionis
Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengutuk kejahatan yang dilakukan oleh rezim Zionis terhadap Palestina,dan menilainya sebagai kejahatan yang tidak dapat diterima.
Serangan militer rezim Zionis di kamp dan kota Jenin dimulai pada hari Senin dan berlanjut hingga hari ini.
Kementerian Kesehatan Palestina hari Selasa melaporkan data statistik terbaru korban serangan rezim Zionis di Jenin dengan mengatakan bahwa 11 orang Palestina gugur dan 100 lainnya terluka selama serangan udara dan darat tentara Zionis di kota kamp Jenin di Tepi Barat Sungai Yordan. Dari jumlah tersebut 20 di antaranya dalam kondisi kritis.
Situs Al Jazeera melaporkan, Kementerian Luar Negeri Arab Saudi dalam sebuah pernyataan hari Selasa (4/7/2023) menyampaikan kecaman terhadap agresi terbaru dari rezim Zionis di Jenin.
Kemlu Arab saudi juga menyampaikan belasungkawa atas jatuhnya korban gugur dan terluka di pihak warga Palestina dalam serangan ini kepada keluarga para korban dan pemerintah serta bangsa Palestina.
Hizbullah: Rezim Zionis Gagal Capai Tujuannya di Jenin
Kepala Dewan Eksekutif Hizbullah Lebanon menyatakan bahwa peristiwa terbaru yang terjadi di Jenin menunjukkan kemenangan front perlawanan menghadapi rezim Zionis.
Agresi masif darat dan udara rezim Zionis di Jenin, yang dimulai pada Senin pagi (3 Juli) dan berakhir pada Selasa malam, bertujuan menghancurkan untuk markas besar kelompok perlawanan Palestina, terutama fasilitas roket, rudal dan senjata bersama pusat produksinya di kamp Jenin. Tapi akhirnya pasukan rezim Zionis mundur dari daerah ini, tanpa membuahkan hasil.
Menurut jaringan Al-Manar, Sayid Hashim Safieddine, Kepala Dewan Eksekutif Hizbullah Lebanon hari Kamis (6/7/2023) mengatakan bahwa rezim Zionis gagal mencapai tujuannya di Jenin.
"Peristiwa yang terjadi di Jenin merupakan kemenangan bagi front perlawanan, karena perlawanan berhasil mematahkan itikad musuh, dan musuh tidak dapat mencapai tujuannya untuk menumpas perlawanan," ujar Sayid Safieddine.
Mengenai situasi internal Lebanon, Ketua Dewan Eksekutif Hizbullah menekankan pelaksanaan dialog yang mendalam untuk menyelesaikan semua krisis, termasuk pemilihan presiden, dan mengatakan bahwa pernyataan rasis dan provokatif tidak akan pernah menyelesaikan masalah nasional Lebanon.
"Pernyataan beberapa politisi di Lebanon ditujukan untuk mengecilkan hati masyarakat dan mencegah kemajuan negara ini," paparnya
Lebanon telah menghadapi kekosongan jabatan presiden sejak tahun lalu setelah berakhirnya masa jabatan kepresidenan Michel Aoun. Meskipun digelar beberapa pertemuan, tapi parlemen negara itu belum berhasil memilih presiden secara konsensus.