Barat Labeli Hamas sebagai Teroris, Rahbar Tanggapi Tegas
(last modified Thu, 26 Oct 2023 12:52:44 GMT )
Okt 26, 2023 19:52 Asia/Jakarta

Pejabat-pejabat Amerika Serikat (AS) dan sejumlah negara Barat menyebut dan melabeli Gerakan Perlawanan Islam Palestina, Hamas sebagai teroris.

Tuduhan tersebut mengemuka di media-media Barat setelah Hamas melancarkan operasi Badai al-Aqsa pada 7 Oktober 2023 untuk membalas beragam kejahatan rezim Zionis Israel terhadap rakyat Palestina.

Menanggapi tuduhan tersebut, Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei mengatakan, apa yang ingin saya tekankan di sini adalah negara-negara Muslim tidak boleh pasif dan kalah, dan jangan sampai mengulangi kesalahan (tuduhan) yang dilakukan pejabat AS dan sebagian negara Barat, yang menyebut orang-orang yang membela rumah dan tempat tinggal serta tanah airnya sebagai teroris.

"Apakah orang-orang yang membela rumah dan tempat tinggal, serta tanah airnya dari musuh, adalah teroris? Pemerintah fiktif, palsu dan penindas yang merampas tempat tinggal dan tanah air orang-orang, itulah yang disebut teroris," tegas Rahbar dalam pidatonya di hadapan ratusan anggota Panitia Kongres Nasional Peringatan 6.555 Syahid Lorestan, Rabu (25/10/2023). 

Rahbar menuturkan, pemerintah negara-negara Muslim harus hati-hati, dan para juru bicara pemerintah juga harus berhati-hati, jangan sampai mengulang kata-kata mereka ( pejabat AS, dan Barat).

"Ketahuilah pada peristiwa kali ini, dan peristiwa-peristiwa selanjutnya, Palestina, pasti akan menang. Dunia masa depan adalah dunia Palestina, bukan dunia rezim Zionis. Masa depan adalah milik rakyat Palestina, sementara upaya yang dilakukan oleh mereka (AS dan Barat), dengan cara menindas, melakukan kejahatan, dan menciptakan bencana, semua itu sia-sia, dan Insyaallah, tidak akan berhasil, dengan izin Allah Swt," tegasnya.

Ayatullah Khamenei menyebut AS sebagai mitra nyata rezim Zionis Israel dalam melakukan kejahatan perang di Jalur Gaza, Palestina. Rahbar mengatakan, satu poin utama lainnya adalah, bahwa, dalam kasus ini, AS adalah mitra nyata para penjahat.

"Dalam kejahatan ini, tangan-tangan AS berlumuran darah orang-orang tertindas dari anak-anak, pasien, dan perempuan. Sebenarnya, para pejabat AS yang sedang mengatur kejahatan di Gaza ini. Amerika yang sedang mengatur kejahatan ini," jelas Rahbar dalam acara yang berlangsung di Huseiniyah Imam Khomeini ra di Tehran pada Rabu pagi itu.

Rahbar menyinggung penindasan berkelanjutan rezim Zionis terhadap rakyat Palestina, dan kesabaran serta ketabahan masyarakat Palestina dalam menghadapi kejahatan Israel ini.

"Rezim penjajah yang terluka dan usang ini sedang membalas dendam terhadap rakyat Gaza atas pukulan para pejuang Palestina. Tidak diragukan, dan meskipun semua dukungan datang dari para penjahat dunia kepada rezim Zionis, dan keterlibatan AS dalam kejahatan rezim ini, namun semua kekejaman ini pada akhirnya tidak akan menghasilkan apa-apa, dan masa depan adalah kemenangan ada di tangan bangsa Palestina," kata Rahbar.

Menurut Rahbar, kejadian saat ini di Gaza merupakan peristiwa yang menentukan masa depan.

"Musuh yang haus darah tidak mengenal batas kejahatan untuk membunuh anak-anak, para perempuan dan laki-laki, tua dan muda, dan masyarakat Gaza adalah orang-orang yang tertindas dalam arti yang sebenarnya," tegas Rahbar.

Ayatullah Khamenei memuji kesabaran dan tawakal masyarakat tertindas di Gaza, dan menyingung beberapa contoh dan gambaran kesabaran dan ketabahan mereka itu.

"Seorang ayah yang memuji Allah SWT ketika anaknya gugur syahid, orang tua yang menghadiahkan anak mereka yang syahid untuk Palestina, dan seorang remaja yang terluka, yang melantunkan ayat-ayat al-Qur'an, serta adegan-adegan serupa, menunjukkan sudut kesabaran dan kepercayaan yang mendalam dari dalam diri masyarakat Gaza," ujarnya.

Pemimpin Besar Revolusi Islam menyebut kesabaran rakyat Gaza sebagai hal yang sangat penting, dan kesabaran ini mengindikasikan kegagalan musuh dalam membuat rakyat Palestina menyerah.

"Kesabaran dan tawakal ini akan membuat jeritan rakyat Gaza terpenuhi, dan pada akhirnya membuat mereka menang," tuturnya.

Ayatullah Khamenei menyebut pukulan yang dilakukan para pejuang Palestina pada hari Sabtu, 7 Oktober 2023 terhadap rezim penjajah sebagai pukulan yang menentukan dan belum pernah terjadi sebelumnya.

"Seiring berjalannya waktu, 'cedera' yang tidak dapat diperbaiki akibat pukulan tersebut akan menjadi semakin jelas," lanjutnya.

Menurut Rahbar, kunjungan berturut-turut Presiden AS Joe Biden dan para pemimpin negara-negara jahat dan penindas lainnya seperti Inggris, Prancis dan Jerman ke Palestina pendudukan (Israel) sebagai upaya untuk mencegah kehancuran rezim Zionis Israel.

"Orang-orang jahat dunia melihat bahwa rezim Zionis sedang di ambang kehancuran akibat pukulan keras dan menentukan dari para pejuang Palestina. Oleh sebab ini, dengan kunjungan-kunjungan para pejabat (Barat) ini, dan penyediaan alat-alat kejahatan seperti bom dan persenjataan lainnya, mereka sedang berusaha untuk mempertahankan rezim yang telah terluka dan usang ini," jelasnya. 

Ayatullah Khamenei lebih lanjut merujuk pada kenyataan bahwa rezim penjajah tidak mampu menjangkau para pejuang Palestina.

"Para pejuang Palestina tetap menjaga semangat, motivasi, kekuatan dan kesiapan bertindak, dan Insya Allah, akan tetap seperti itu mulai sekarang hingga setelahnya," jelasnya

Rahbar menegaskan, rezim Zionis yang tidak memiliki kemampuan untuk menghadapi mereka (para pejuang Palestina), melakukan balas dendam dengan menarget dan menyerang rakyat Gaza yang tidak berdaya.

"Siapa pun yang berbicara tentang Gaza, harus juga berbicara tentang kesabaran dan kekuatan rakyat Gaza. Jika tidak, maka mereka menzalimi rakyat Palestina di Gaza," tegasnya.

Rahbar menilai peristiwa yang terjadi di Gaza, di satu sisi adalah gambaran ketertindasan, sementara di sisi lain adalah gambaran kekuatan.

"Benar, rakyat Gaza, adalah rakyat yang tertindas, dan musuh haus darah serta bengis, rezim Zionis perampok, tidak mengenal batas dalam kejahatannya. Dalam satu pemboman, rezim ini membunuh seribu orang, seperti itulah, ia tak mengenal batas," imbuhnya. 

Ayatullah Khamenei menjelaskan, ketertindasan rakyat Palestina, nampak jelas seperti sekarang ini. Akan tetapi di samping ketertindasan ini terdapat dua poin penting, pertama, poin kesabaran rakyat Gaza, dan tawakal mereka kepada Allah Swt. Penduduk Gaza, benar-benar telah bersabar, dan tabah.

"Poin penting kedua adalah pukulan yang diberikan para pejuang Palestina, terhadap Rezim Zionis perampok, yang merupakan pukulan determinatif. Sampai saat ini rezim Zionis belum pernah mendapatkan pukulan semacam ini, dan sebagaimana sudah kami sampaikan sebelumnya, kerusakan yang ditimbulkannya tidak bisa diperbaiki. Semakin ke depan akan semakin jelas pula bahwa kerusakan yang diderita rezim Zionis akibat pukulan ini tidak bisa diperbaiki," pungkasnya.

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengumumkan bahwa jumlah korban meninggal dunia akibat serangan udara rezim Zionis Israel terus meningkat.

Lebih dari 6.055 warga Palestina, termasuk lebih dari 2.000 anak-anak gugur dan 15.143 lainnya lainnya terluka akibat serangan udara Israel.

Lebih dari 181.000 unit rumah rusak, dan total 20.000 rumah warga Palestina dilaporkan hancur dan tidak dapat dihuni lagi.

Israel sendiri mencatat bahwa 1.400 orang tewas selama operasi Badai al-Aqsa yang dilancarkan oleh pejuang Palestina. 203 Zionis ditangkap Hamas selama operasi 7 Okober 2023. (RA)