Israel Menyerahkan Daftar 1.468 Tahanan Palestina kepada Perlawanan
-
Tahanan Palestina
Pars Today - Seorang peneliti Palestina mengumumkan bahwa Israel telah menyerahkan daftar berisi nama 1.468 tahanan Palestina kepada kelompok perlawanan.
Menurut laporan IRNA yang mengutip Shehab, Riyadh Al-Ashqar, peneliti sekaligus Kepala Pusat Studi Tahanan Palestina menyatakan bahwa langkah ini dilakukan dalam kerangka kesepakatan penghentian perang dan pertukaran tahanan.
Al-Ashqar menegaskan bahwa penyerahan daftar itu dilakukan setelah lebih dari dua tahun penundaan dan upaya penyembunyian yang disengaja.
Laporan Al-Ashqar disampaikan sehari setelah organisasi Doctors for Human Rights - Israel menerbitkan laporan berjudul “Hukuman Mati terhadap Warga Palestina di Pusat-Pusat Penahanan”, yang menekankan bahwa para korban mengalami penyiksaan dan penelantaran medis.
Menurut laporan ini, 46 warga Palestina meninggal di penjara-penjara yang berada di bawah Otoritas Penjara Israel, sementara 52 orang lainnya meninggal di pusat-pusat penahanan militer. Seluruh korban tersebut berasal dari Jalur Gaza.
Organisasi HAM itu menambahkan bahwa praktik itu terus berlanjut bahkan setelah pengumuman gencatan senjata di Gaza, dan jumlah korban mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Laporan ini mengindikasikan bahwa jumlah sebenarnya kemungkinan lebih besar.
Dalam laporan itu disebutkan bahwa pemeriksaan awal setelah kematian menunjukkan adanya pola perlakuan buruk yang parah, termasuk pukulan di kepala, pendarahan internal, patah tulang rusuk, malnutrisi ekstrem, dan kurangnya akses terhadap perawatan medis vital.
Organisasi Doctors for Human Rights – Israel dalam kesimpulan laporannya meminta dilakukannya penyelidikan internasional independen untuk mengungkap penyebab kematian dan meminta pertanggungjawaban para pejabat Israel.
Sementara itu, seorang juru bicara militer Israel mengklaim bahwa penangkapan dilakukan sesuai dengan hukum domestik dan internasional, dan bahwa kematian sejumlah tahanan Palestina disebabkan oleh penyakit atau cedera sebelumnya.
Ia menambahkan bahwa polisi militer Israel sedang menyelidiki seluruh kasus kematian tersebut.
Juru bicara Otoritas Penjara Israel menolak tuduhan mengenai penyiksaan terhadap tahanan Palestina, dengan mengatakan bahwa lembaganya bekerja di bawah pengawasan hukum, menjamin hak-hak tahanan, dan menyelidiki semua kasus kematian dalam tahanan. Ia menegaskan bahwa otoritas penjara tidak memiliki informasi mengenai kejadian seperti yang dilaporkan.
Reuters mengingatkan bahwa PBB dan organisasi-organisasi hak asasi manusia telah berulang kali menyatakan kekhawatiran atas kondisi penahanan warga Palestina setelah serangan Israel di Gaza pada 7 Oktober 2023 dan dimulainya perang Gaza.
Rezim Zionis Israel pada 7 Oktober 2023 (15 Mehr 1402) melancarkan perang terhadap Jalur Gaza dengan dua tujuan utama: menghancurkan Hamas dan memulangkan para tawanan Israel dari wilayah itu. Namun Israel gagal mencapai tujuan tersebut dan terpaksa menerima kesepakatan dengan Hamas untuk pertukaran tahanan.
Hamas pada Kamis, 9 Oktober 2025, melalui sebuah pernyataan secara resmi mengumumkan dicapainya kesepakatan untuk mengakhiri perang di Jalur Gaza dan pertukaran tahanan.
Militer Israel juga pada siang hari Jumat, 10 Oktober 2025, secara resmi mengumumkan diberlakukannya gencatan senjata di Jalur Gaza. Dikatakan bahwa berdasarkan kesepakatan ini, pasukan Israel akan tetap berada di area tertentu di Jalur Gaza, dan pergerakan diizinkan dari selatan ke utara Gaza melalui Jalan Al-Rashid dan Jalan Salahuddin.(sl)