Layanan Kesehatan Terbatas, Anak-Anak Yaman Meninggal Dunia
Anak-anak Yaman penderita leukemia sangat membutuhkan pelayanan dan persediaan peralatan medis. Sementara hanya ada satu pusat kesehatan khusus untuk penanganan leukemia, yang terletak di Sana'a, ibu kota Yaman.
Leukemia (Leukimia) adalah kanker darah akibat tubuh terlalu banyak memproduksi sel darah putih abnormal. Leukemia dapat terjadi pada orang dewasa dan anak-anak. Sel darah putih merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh yang diproduksi di dalam sumsum tulang.
Banyak anak Yaman yang meninggal dunia disebabkan kurangnya obat-obatan dan persediaan medis yang diperlukan sebagai akibat dari blokade pasukan koalisi yang dipimpin Arab Saudi. Kementerian Kesehatan Yaman pada awal Desember 2020 telah mengeluarkan peringatan tentang kekurangan dana bantuan yang telah memperburuk situasi kemanusiaan di Yaman.
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), angka kekurangan gizi akut di antara anak balita Yaman adalah yang tertinggi yang pernah tercatat. Yaman berada dalam bahaya kelaparan terburuk yang telah disaksikan dunia dalam beberapa dekade.
Pada tahun 2020, lebih dari 19,7 juta orang membutuhkan layanan perawatan kesehatan di Yaman sementara hanya setengah dari fasilitas Yaman yang masih berfungsi. Ada juga sekitar 1,5 juta orang yang saat ini mengungsi, menderita kerentanan yang sudah ada.
Ketika ekonomi runtuh dan impor dibatasi, obat-obatan dan peralatan yang tersedia menjadi langka di Yaman. Akibatnya, perawatan hanya tersedia di seperlima fasilitas kesehatan Yaman. Sekitar 35.000 orang Yaman saat ini menderita kanker, dan lebih dari 11.000 baru didiagnosis mengidap penyakit tersebut setiap tahun.
Pada tahun 2016, banyak klinik kanker ditutup karena kekurangan staf, obat-obatan, dan peralatan, menciptakan waktu tunggu yang lama dan memaksa orang untuk melakukan perjalanan bermil-mil untuk perawatan penting. Akibatnya, ribuan orang meninggal dunia karena kurangnya akses ke perawatan medis. Berdasarkan laporan, agresi militer pasukan koalisi yang dipimpin Arab Saudi sejak Maret 2015 hingga sekarang telah merenggut nyawa 233.000 warga Yaman.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan dalam sebuah laporan bahwa, "Jumlah besar ini sangat disayangkan dan tidak dapat diterima." Menurut laporan tersebut, Yaman saat ini menghadapi krisis kemanusiaan terburuk di dunia, dan lebih dari 80% penduduknya membutuhkan bantuan dan dukungan kemanusiaan.
Invasi militer Arab Saudi dan sekutunya ke Yaman juga telah menghancurkan infrastruktur negara ini, termasuk rumah sakit, sekolah, pabrik, pasar, bandara, pelabuhan dan fasilitas publik lainnya. Menurut PBB, lebih dari 24 juta warga Yaman sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan, termasuk 10 juta yang menderita kelaparan parah.
Anak-anak Yaman adalah salah satu korban paling rentan dari agresi militer Arab Saudi dan sekutunya, tetapi masalah tersebut hampir tidak mendapat tanggapan internasional. Badan Anak-anak PBB memperingatkan pada akhir Juni bahwa kekurangan bantuan kemanusiaan di tengah pandemi Virus Corona akan mendorong lebih banyak anak di Yaman ke ambang kelaparan. (RA)