Ukraina Menolak Rencana Alternatif untuk Bergabung dengan Uni Eropa
Pada hari Minggu (22/05/2022), Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, dalam menanggapi proposal dari mitra Prancisnya, menyebut setiap proyek alternatif untuk keanggotaan Ukraina di Uni Eropa sebagai "kompromi" dengan Rusia.
"Kami tidak membutuhkan alternatif pencalonan Ukraina untuk keanggotaan UE dan kompromi semacam itu," tegasnya.
Zelensky telah berulang kali mengajukan permohonan keanggotaan UE sejak invasi militer Rusia ke Ukraina. Namun para pejabat Uni Eropa dan sebagian besar pemimpin Eropa telah berulang kali menekankan bahwa prosesnya panjang. Selain itu, sekarang sedang diusulkan solusi alternatif.
Presiden Prancis Emmanuel Macron, misalnya, baru-baru ini memperkenalkan proyek "Komunitas Politik Eropa" di Parlemen Eropa, yang menyatakan bahwa mekanisme penggabungan Ukraina ke Uni Eropa bisa memakan waktu "puluhan tahun".
Pada saat yang sama, ia mengusulkan pembentukan "organisasi baru Eropa", di mana Ukraina telah bergabung, yang dapat mencakup Inggris.
Proyek, yang akan dibahas pada pertemuan puncak Eropa pada akhir Juni, telah dikritik oleh beberapa pemimpin Eropa, termasuk presiden Lithuania, yang mengatakan itu menunjukkan keengganan penggabungan Ukraina ke Uni Eropa dengan cepat.
Para pejabat kebijakan luar negeri Prancis juga menyatakan pandangan serupa dengan Macron tentang keanggotaan Ukraina di Uni Eropa.
"Tawaran Ukraina untuk bergabung dengan Uni Eropa mungkin membutuhkan waktu 15 hingga 20 tahun untuk berhasil," kata Clement Beaune, Wakil Menteri Luar Negeri Prancis untuk urusan Eropa, dalam pernyataan terakhirnya pada Minggu (22/5).
Beaune mengabaikan harapan Zelensky untuk segera memasuki Uni Eropa, khususnya pasca dimulainya serangan militer Rusia.
"Kita harus jujur. Adalah bohong bila dikatakan bahwa Ukraina akan bergabung dengan Uni Eropa 6 bulan, setahun atau dua tahun lagi," tegasnya.
Sebelumnya, penolakan terang-terangan Jerman sebagai negara ekonomi terbesar di Uni Eropa, serta Austria, telah menghancurkan harapan presiden Ukraina untuk keanggotaan langsung di blok tersebut, tanpa meninggalkan pandangan positif sedikitpun.
Pada hari Minggu (22/05/2022), Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, dalam menanggapi proposal dari mitra Prancisnya, menyebut setiap proyek alternatif untuk keanggotaan Ukraina di Uni Eropa sebagai "kompromi" dengan Rusia.
Pada langkah selanjutnya, dengan diterbitkannya pernyataan 12 negara Eropa pada awal Mei 2022 yang menentang keanggotaan langsung Ukraina di Uni Eropa, dapat dikatakan bahwa keanggotaannya dalam blok ini telah dihadapkan pada ambiguitas total.
Mengingat kriteria dan standar Uni Eropa dan jarak yang sangat jauh dari standar ini, terutama di bidang pemberantasan korupsi dan maladministrasi, pada dasarnya tidak mungkin untuk memenuhi permintaan Zelensky agar Ukraina segera menjadi anggota Uni Eropa.
Ukraina sekarang menempati peringkat 117 di dunia dalam hal korupsi dan merupakan salah satu negara paling rusak di Eropa dalam hal korupsi dan maladministrasi. Situasi ekonomi Ukraina juga telah memburuk dalam beberapa tahun terakhir.
Semua ini telah membuat sangat tidak mungkin bahwa negara itu akan bergabung dengan Uni Eropa. Selain itu, salah satu syarat terpenting yang ditetapkan Uni Eropa bagi negara-negara yang ingin menjadi anggota adalah penyelesaian semua sengketa wilayah dan perbatasan dengan negara-negara tetangganya.
Dengan demikian, meskipun proses keanggotaan Ukraina di Uni Eropa dimulai, yang tentu saja membutuhkan konsensus semua anggotanya, tetapi realisasinya akan membutuhkan proses yang panjang dan kompleks.
Sementara itu, pemerintah Kiev pro-Barat telah memasuki arena konfrontasi dengan Rusia, dengan keyakinan bahwa pada dasarnya Barat memiliki keinginan nyata untuk mengintegrasikan Ukraina ke dalam lembaga-lembaga Eropa seperti Uni Eropa dan lembaga-lembaga militer seperti NATO.
Padahal saat ini tidak ada prospek yang jelas dari Ukraina untuk bergabung dengan NATO, dan terkait bergabungnya negara ini dengan Uni Eropa masih menyisakan banyak pertanyaan.
Sejatinya, semua keraguan ini membuat presiden Prancis mengusulkan lembaga Eropa baru yang dapat mencakup negara-negara seperti Ukraina dan Inggris.
Namun penentangan kuat Presiden Ukraina Zelensky terhadap gagasan tersebut menunjukkan bahwa Kiev tidak akan menerima pilihan apa pun selain bergabung dengan Uni Eropa sesegera mungkin.
Sebuah mimpi yang tampaknya mustahil untuk dicapai dalam jangka menengah. Selain itu, Rusia, dalam sikap terbarunya juga menekankan penentangannya terhadap keanggotaan Ukraina di Uni Eropa.(sl)