Aug 16, 2023 11:42 Asia/Jakarta

Kunjungan Menteri Pertahanan Cina Li Shangfu ke Rusia dan Belarus menunjukkan bahwa Beijing, bersama dengan diplomasi untuk membantu menyelesaikan krisis Ukraina, juga secara serius menjalankan kebijakan penguatan kekuatan Timur melawan Barat.

Faktanya adalah bahwa dalam beberapa tahun terakhir, Cina dan Rusia telah mengembangkan hubungan mereka secara signifikan di berbagai sektor dalam kerangka strategi aliansi melawan Barat.

Kerja sama kedua negara tidak hanya di bidang militer dan keamanan, tetapi juga di bidang-bidang seperti ekonomi, politik, diplomasi, budaya, iptek, dan kesehatan masyarakat sangat fleksibel, komprehensif dan dalam beberapa hal sangat terfokus.

Menteri Pertahanan Cina Li Shangfu

Sementara itu, pihak Barat menilai hubungan kedua pihak akan tetap rapuh karena beberapa perbedaan strategis antara Beijing dan Moskow.

Namun, sanksi Barat terhadap Rusia dan Cina serta intensifikasi tekanan Amerika Serikat dan negara-negara Eropa terhadap Moskow dan Beijing, dan akhirnya krisis Ukraina yang diciptakan Barat, membuat Cina dan Rusia bergerak untuk memperkuat hubungan strategis.

Pakar urusan internasional Lee Kan Ti mengatakan:

“Amerika dan Barat tidak membayangkan bahwa Cina dan Rusia akan mengabaikan beberapa perbedaan mereka dan mengambil arah untuk mengembangkan dan memperdalam kerja sama komprehensif. Untuk alasan ini, Amerika Serikat dan negara-negara Eropa, terutama setelah krisis Ukraina, melakukan upaya ekstensif untuk memisahkan Cina dari Rusia, yang tidak membuahkan hasil."

Sementara itu, yang tampaknya menyebabkan ketidakpuasan Barat terhadap Cina adalah pihak Rusia berada bersama Beijing dalam krisis Ukraina, yang telah membingungkan Amerika Serikat dan negara-negara Eropa dalam hal ini, yang berujung pada tuduhan mereka terhadap Cina membantu Rusia dalam Perang Ukraina, tapai sejauh ini belum membuahkan hasil.

Menurut Li Zhanshu, mantan Ketua Komite Tetap Kongres Nasional Rakyat Cina, dalam pertemuan tahun lalu dengan para kepala faksi Duma Rusia, Cina sepenuhnya memahami dan mendukung semua tindakan Moskow di Ukraina untuk melindungi kepentingannya.

Kunjungan Menteri Pertahanan Cina Li Shangfu ke Rusia dan Belarus menunjukkan bahwa Beijing, bersama dengan diplomasi untuk membantu menyelesaikan krisis Ukraina, juga secara serius menjalankan kebijakan penguatan kekuatan Timur melawan Barat.

Sementara itu, Barat, khususnya Amerika Serikat, menganggap dukungan menyeluruh Cina terhadap Rusia sebagai salah satu alasan kegagalan sanksi mereka terhadap Rusia.

He Sing Tso, pakar urusan internasional, mengatakan:

"Barat berharap sanksinya terhadap Rusia akan membuat negara ini bertekuk lutut dalam krisis Ukraina, tetapi bukan hanya ini tidak terjadi, tetapi Front Timur, dengan memperkuat hubungan dan posisi militernya melawan Barat, secara praktis menunjukkan bahwa ia dapat melawan segala jenis paksaan dan tindakan agresif Barat, yang telah memicu protes opini publik di negara-negara Eropa terhadap pemerintah mereka karena biaya perang yang besar untuk Ukraina."

Bagaimanapun, kunjungan Menteri Pertahanan Cina ke Rusia menunjukkan bahwa upaya Barat, terutama Amerika Serikat, untuk menciptakan friksi antara Moskow dan Beijing dan menjauhkan Cina dari Rusia bukan hanya tidak berhasil, tetapi juga memperkuat hubungan antara Front Timur.

Nampaknya dengan realisasi perputaran kekuasaan dari Barat ke Timur, Amerika semakin khawatir akan hilangnya kekuatan hegemon globalnya, yang prosesnya sebenarnya sudah dimulai.

Dari sudut pandang Amerika, Cina dapat menempatkan Barat dalam kebuntuan strategis dengan memperkuat hubungannya dengan Rusia.

Dolar

Semakin melemahnya posisi dolar di bursa regional dan global, seiring dengan menguatnya posisi Timur dalam perkembangan dan hubungan internasional, semakin memperlemah posisi global Amerika.

Oleh karena itu, kunjungan Menteri Pertahanan Cina ke Rusia menjadi semakin penting.(sl)

Tags