Kesabaran Historis Masyarakat Gaza, Mengungkap Wajah Asli Rezim Zionis di Dunia
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran dalam pertemuan dengan Ismail Haniyeh, Kepala Biro Politik Hamas, dan delegasi, sembari mengapresiasi perlawanan masyarakat Gaza terhadap kejahatan rezim Zionis mengatakan, "Kesabaran historis masyarakat Gaza menyebabkan isu Palestina menjadi isu pertama dunia."
Sekitar 6 bulan telah berlalu sejak genosida rakyat Gaza yang dilakukan rezim penjajah Quds.
Meskipun sekitar 108.000 orang tewas dan terluka, sekitar 8.000 orang hilang, sekitar 2 juta orang mengungsi dan hancurnya infrastruktur kehidupan di Gaza serta transformasi daerah ini menjadi puing-puing, rezim Zionis masih belum mencapai tujuan militernya.
Membebaskan para sandera, menghancurkan Hamas dan bahkan menduduki Gaza adalah salah satu tujuan militer terpenting rezim Zionis dalam perang melawan Jalur Gaza.
Pembebasan para sandera belum tercapai, dan keluarga para sandera Zionis juga bergabung dengan kelompok pengunjuk rasa menentang kabinet Netanyahu.
Perang tidak menyebabkan Hamas menyerah, dan Tel Aviv terpaksa melakukan negosiasi dengan Hamas untuk pembebasan tawanannya. Negosiasi yang tidak ingin disia-siakan begitu saja oleh Hamas dan mereka menuntut konsesi penting, termasuk pembebasan ratusan tahanan Palestina.
Penghancuran Hamas bukan saja belum tercapai, tapi rezim Zionis, dengan mediasi aktor-aktor regional dan bahkan kekuatan ekstra-regional, mau tidak mau beralih ke negosiasi dengan Hamas.
Di sisi lain, propaganda luas dan negatif terhadap Hamas bukan hanya tidak merusak citranya di mata masyarakat Palestina, khususnya masyarakat Gaza, tapi justru meningkatkan popularitas Hamas karena perlawanannya terhadap rezim Zionis.
Menurut survei yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Politik dan Survei Palestina, sebuah pusat yang relatif sekuler yang dekat dengan Otoritas Palestina, 70 persen warga Palestina puas dengan kinerja Hamas, dan popularitas gerakan Hamas di Gaza meningkat setelah perang.
Berdasarkan survei yang sama, 71 persen masyarakat menyatakan bahwa operasi Badai Al-Aqsa terhadap rezim Zionis adalah tindakan yang benar dan membela tindakan tersebut.
Pendudukan atas Gaza juga praktis tidak terealisasi karena Gaza merupakan bagian penting dari identitas bangsa Palestina dan meskipun jalur ini diratakan dengan tanah, masyarakatnya akan tetap kembali ke Gaza.
Sikap terhadap Gaza ini merupakan bagian penting dari sejarah kesabaran masyarakat Jalur Gaza, yang disampaikan oleh Ayatullah Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam.
Sebenarnya, Ayatullah Khamenei meyakini bahwa penyebab kekalahan rezim Zionis dalam mencapai tujuan militernya, “adalah kesabaran historis masyarakat Gaza dalam menghadapi kejahatan dan kebrutalan rezim Zionis”.
Ayatullah Khamenei menggambarkan kesabaran historis masyarakat Gaza sebagai "fenomena besar" yang "benar-benar memberikan kehormatan bagi Islam dan mengubah isu Palestina menjadi isu pertama di dunia meskipun ada keinginan musuh".
Hal penting lainnya adalah bahwa kesabaran masyarakat Gaza dalam menghadapi kejahatan rezim Zionis telah meningkatkan rasa muak terhadap rezim ini di mata opini publik dunia, dan dalam ucapan Ayatullah Khamenei, Pembantaian warga Gaza dan genosida di wilayah ini berdampak pada setiap orang yang berhati nurani.
Ayatullah Khamenei menilai isu dukungan opini publik internasional serta opini publik dunia Islam, khususnya dunia Arab, kepada masyarakat Gaza adalah hal yang penting dan mengatakan, Tindakan media-media perlawanan Palestina sejauh ini sangat baik dan lebih maju dari musuh Zionis dan harus mengambil tindakan lebih maju di bidang ini.(sl)