Empat Poin Strategis dalam Pidato Sayid Hassan Nasrallah
(last modified Wed, 27 Jul 2022 03:10:18 GMT )
Jul 27, 2022 10:10 Asia/Jakarta

Sayid Hassan Nasrallah, Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon Senin (25/07/2022) malam melakukan percakapan dengan televisi al-Mayadeen dalam rangka peringatan 40 tahun berdirinya Hizbullah, di mana dalam wawancara itu disebutkan beberapa poin strategis.

Poin strategis pertama adalah bahwa Hizbullah Lebanon menetapkan perimbangan pencegahan.

Perimbangan pencegahan sedemikian rupa sehingga musuh Zionis menyadari kemampuan militer dan keinginan Hizbullah untuk bertahan, dan ini juga membuat rezim Zionis tahu bahwa kekuatan Perlawanan berada di luar konflik di perbatasan dan bahwa tindakan apa pun akan dijawab dengan balasan.

Sayid Hassan Nasrallah, Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon

Oleh karena itu, musuh Zionis tidak berani melakukan tindakan terhadap Lebanon hari ini.

Selain itu, Sayid Hassan Nasrallah menyatakan, "Hizbullah memiliki drone yang telah puluhan kali memasuki Palestina Pendudukan, tetapi Israel bahkan tidak mengetahui drone ini."

Poin strategis kedua adalah bahwa geopolitik Timur Tengah penting bagi Amerika Serikat, bukan elit penguasa negara-negara di kawasan.

Presiden AS Joe Biden baru-baru ini mengunjungi Arab Saudi, sementara sebelumnya mengkritik Arab Saudi dan terutama Mohammed bin Salman, putra mahkota negara ini, dan mengatakan bahwa dia akan mengubah Arab Saudi menjadi negara yang ditolak.

Apa yang menyebabkan perjalanan Biden ke Arab Saudi bukan untuk menenangkan otoritas Saudi, tetapi karena kebutuhan Amerika akan minyak negara ini, yang meningkat terutama setelah perang Rusia melawan Ukraina.

Dalam hal ini, Sayid Hassan Nasrallah mengatakan, "Biden hanya melakukan perjalanan ke kawasan untuk minyak."

Sayid Hassan Nasrallah, Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon Senin (25/07/2022) malam melakukan percakapan dengan televisi al-Mayadeen dalam rangka peringatan 40 tahun berdirinya Hizbullah, di mana dalam wawancara itu disebutkan beberapa poin strategis.

Poin strategis ketiga adalah bahwa perbedaan dan perpercahan di dalam Lebanon merupakan ancaman besar dan serius terhadap negara ini.

Perselisihan politik di Lebanon menyebabkan berlanjutnya kondisi politik yang rapuh di negara ini. Rezim Zionis menyambut baik situasi rapuh di Lebanon ini karena dapat mengejar tujuan geopolitiknya, terutama di berbagai sumur bersama dan sengketa energi.

Mengkritik situasi ini, Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon mengatakan, "Pemerintah Lebanon tidak dapat membuat keputusan yang tepat untuk mempertahankan sumber daya negara. Oleh karena itu, Perlawanan harus membuat keputusan dengan tujuan membela kepentingan dan sumber daya Lebanon."

Dalam hal ini, Sayid Hassan Nasrallah menyinggung pengiriman beberapa drone di atas sumur gas Karish.

Poin strategis keempat dalam pidato Sayid Hassan Nasrallah Senin malam adalah bahwa persatuan di antara aktor-aktor Poros Perlawanan diperlukan dan menjadi faktor dalam memperkuat posisi mereka.

Dalam hal ini, Sekjen Hizbullah menunjuk pada perang 12 hari tahun lalu, di mana terjadi keselarasan di antara aktor utama Perlawanan dalam membela Palestina.

Sementara itu, Sayid Hassan Nasrallah juga menunjuk konflik antara Hamas dan Suriah selama dekade terakhir dan mengatakan, "Tidak ada negara Arab yang membantu Hamas sebanyak Suriah. Saudara-saudara kita di Hamas sampai pada kesimpulan bahwa mereka tidak dapat memunggungi Suriah karena negara ini adalah bagian dari Poros Perlawanan."

Wawancara Sayid Hassan Nasrallah

Isyarat Sayid Hassan Nasrallah ini menekankan fakta bahwa para aktor Perlawanan perlu mengesampingkan beberapa konflik dan menjaga kohesi dan integritas mereka untuk menghadapi musuh bersama.

Kesatuan di antara aktor-aktor utama Perlawanan menjadi alasan utama kegagalan kebijakan para penentang, terutama Amerika Serikat dan rezim Zionis Israel.(sl)

Tags