Kegagalan AS di DK-PBB Demi Kembali Mendukung Genosida Rezim Zionis
Resolusi yang diusulkan oleh AS mengenai perang Gaza, yang merupakan dukungan nyata lainnya terhadap genosida rezim Zionis, tidak disetujui akibat veto Rusia dan Cina.
Sekitar 6 bulan telah berlalu sejak perang rezim Zionis terhadap Jalur Gaza. Dengan gugurnya lebih dari 32 ribu warga Palestina, rezim Zionis telah melakukan genosida.
Gaza praktis telah hancur akibat perang ini. Kini krisis terbesar adalah terjadinya bencana kemanusiaan yang disebabkan oleh kelaparan, khususnya anak-anak.
Resolusi yang diajukan AS tidak disetujui padahal Washington sebelumnya telah memveto beberapa resolusi mengenai perlunya gencatan senjata segera di Gaza.
Resolusi yang diajukan Amerika Serikat bukan hanya tidak mengecam rezim Zionis, tapi justru mengecam Hamas atas serangan mengerikan dan kekerasan seksual.
“Ini adalah serangan terburuk terhadap orang-orang Yahudi sejak Holocaust, dan anggota tetap Dewan Keamanan bahkan tidak bisa mengutuknya,” kata Linda Thomas Greenfield, Duta Besar AS untuk PBB.
Antony Blinken, Menteri Luar Negeri AS, juga menekankan dalam beberapa hari terakhir, Tentu saja, kami mendukung Israel dan haknya untuk membela diri.
Sebenarnya, di satu sisi, resolusi ini tetap membela genosida rezim Zionis dan menganggapnya sebagai pembelaan yang sah, dan di sisi lain, menurut penafsiran perwakilan Rusia dan Cina di PBB, resolusi tersebut mempunyai banyak ambiguitas, dan ini juga merupakan upaya politisasi Amerika terkait genosida di Gaza.
Duta Besar dan Wakil Tetap Rusia di Dewan Keamanan, Vasily Nebenzya mengatakan dalam pidatonya, Rancangan resolusi Amerika adalah upaya untuk mengalihkan opini dan manipulasi politik yang nyata. Rusia tidak dapat menerima bahwa dewan ini menjadi alat merusak di Timur Tengah.
Dubes Rusia menyatakan, Resolusi ini memberikan kebebasan mutlak kepada Israel untuk membunuh dan mengusir warga Palestina. Rancangan resolusi AS merupakan upaya untuk menyelamatkan Israel dari hukuman.
"Gaza telah dihancurkan selama 6 bulan, dan perwakilan Amerika kini mengakui perlunya gencatan senjata yang mendesak, tapi resolusi yang diusulkan tidak menekankan perlunya gencatan senjata segera di Gaza," tambah Nebenzya.
Aljazair, sebagai anggota tidak tetap, yang sebelumnya telah mengajukan resolusi untuk segera melakukan gencatan senjata di Gaza dan Amerika Serikat telah memvetonya, memberikan suara menentang resolusi yang diusulkan Amerika Serikat itu.
Amar Bendjama, Duta Besar Aljazair untuk PBB, mengatakan bahwa draft tersebut tidak cukup dan tidak mengatasi penderitaan besar yang diderita warga Palestina.
Poin pentingnya adalah perwakilan Amerika di PBB mencoba mengaitkan tindakan Rusia dan Cina dalam memveto resolusi yang diusulkan dengan konflik kekuasaan antarnegara adidaya.
Setelah pemungutan suara untuk resolusi yang diusulkan oleh Amerika Serikat, anggota tetap Dewan Keamanan, Rusia dan Cina memberikan suara menentangnya, dan resolusi ini tidak disetujui karena hak veto negara tersebut, dan perwakilan Amerika Serikat mengatakan, Rusia dan Cina memilih Amerika gagal dengan suara negatif.(sl)