Mengapa Demonstrasi Menentang Dukungan atas Israel di Eropa Terus Meluas?
Sep 14, 2025 20:29 Asia/Jakarta
Pars Today – Ribuan orang di Berlin, memprotes kebijakan pemerintah Jerman, di kawasan Asia Barat, dengan turun ke jalan dan menggelar unjuk rasa.
Sekitar 15.000 warga Jerman, berkumpul di Gerbang Brandenburg, Berlin, sembari membawa bendera Palestina, dan mengumumkan penentangan mereka atas kebijakan Berlin di kawasan Asia Barat.
Para demonstran dalam aksinya meneriakkan sejumlah slogan di antaranya “hentikan genosida di Gaza”, dan mendesak pemerintah Jerman, memperkuat upaya diplomasi untuk mengakhiri perang di Gaza.
Dalam beberapa bulan terakhir, tekanan publik di negara-negara Eropa, terutama di Jerman, terkait kebijakan-kebijakan Eropa mendukung Israel, mengalami peningkatan signifikan. Salah satu tuntutan asli para demonstran adalah diakhirinya dukungan militer terhadap Israel, dan penghentian penjualan senjata ke Tel Aviv.
Pasca-serangan luas Israel ke Gaza, Oktober 2023, yang menyebabkan ribuan warga Palestina gugur dan terluka, dan berlanjutnya pembunuhan terutama dalam beberapa bulan terakhir yang berubah menjadi genosida terencana, publik Eropa semakin tidak puas atas kinerja pemerintah mereka, dan atas dukungan militer terhadap Israel.
Demonstrasi-demonstrasi ini menunjukkan tren yang terus meningkat dan lebih dari sebelumnya menuntut penghentian dukungan militer atas Israel, dan tekanan atas rezim ini untuk menghentikan genosida di Gaza, serta mengubah kebijakan luar negeri negara-negara Eropa.
Sejumlah banyak warga Eropa, saat ini bukan saja tidak senang dengan perang dan kerusakan di Gaza, tapi juga muak dengan kebijakan-kebijakan pejabat tinggi Eropa.
Sebagian besar dari mereka menganggap dukungan Eropa atas Israel, dan pengiriman peralatan militer ke Tel Aviv, sebagai keterlibatan seluruh warga Eropa dalam genosida Gaza, dan ini sudah tidak bisa ditolerir lagi.
Pada kenyataannya masyarakat Eropa tidak lagi bersedia untuk diam di hadapan kebijakan-kebijakan haus perang, dan pelanggaran hak asasi manusia di Gaza oleh Rezim Zionis.
Maka dari itu demonstrasi-demonstrasi yang awalnya dilakukan secara terbatas di beberapa negara Eropa, kini telah berubah menjadi sebuah tuntutan serius yang dapat mempengaruhi jalur pengambilan keputusan pemerintah Eropa.
Selain itu, akibat tekanan-tekanan ini dalam beberapa bulan terakhir sejumlah negara Uni Eropa, mengambil langkah terkait pengakuan resmi Palestina sebagai sebuah negara merdeka. Langkah ini menunjukkan kemunduran relatif dari kebijakan-kebijakan terdahulu yang selalu mendukung Israel tanpa syarat.
Pengakuan resmi pendirian negara Palestina, dalam sidang Dewan Keamanan PBB terbaru yang mendapat dukungan dari 142 negara dunia, dapat dievaluasi dalam kerangka ini.
Perkembangan ini terutama di bidang boikot Israel, dan penghentian pengiriman senjata ke rezim ini, juga terlihat dengan jelas. Banyak kelompok hak asasi manusia, dan aktivis media sosial di Eropa, menuntut sanksi luas terhadap Israel, khususnya penghentian penjualan senjata ke Tel Aviv.
Beberapa negara Eropa, dalam hal ini mengalami perubahan mendalam, dan para pejabat tinggi mereka berbicara soal peninjauan ulang kerja sama militer dengan Israel. Masalah ini terutama terjadi setelah Israel secara kontinu melanggar aturan internasional dan melakukan kejahatan perang.
Meski terdapat tekanan dan demonstrasi luas, kondisi dukungan negara-negara Eropa terhadap Israel, bertolak belakang dan kompleks. Sementara banyak negara Uni Eropa, karena tekanan publik mengkritik kebijakan Israel, terutama di bidang pelanggaran HAM dan serangan ke warga sipil di Gaza, namun dukungan militer ke Israel masih berlanjut.
Standar ganda ini menunjukkan tantangan-tantangan serius dalam kebijakan luar negeri negara-negara Eropa. Dari satu sisi negara-negara Eropa memprotes kejahatan perang Israel, dan berbicara soal pemutusan hubungan. Sementara di sisi lain terus melanjutkan pengiriman senjata ke Israel, dan meningkatkan hubungan ekonomi serta perdagangan dengan rezim itu. (HS)
Tags